Sunday, May 10, 2009

FITNAH ADALAH KEBAIKAN

Assalamu'alaikum wr wb,

Sekedar meneruskan dari eDakwah. Semoga bermanfaat. Wassalamu'alaikum wr wb,

Andri Source: http://edakwahkita.blogspot.com --begins--

FITNAH ADALAH KEBAIKAN
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong (fitnah) itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong (fitnah) itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong (fitnah) itu, baginya azab yang besar." (QS An Nuur [24]:11)
Sebab yang mengiringi turunnya ayat diatas adalah suatu ketika di tahun ke 5 H sehabis terjadi peperangan dengan Bani Mushthaliq, rombongan Rasulullah saw sudah bersiap-siap meninggalkan pos tempat mereka bermalam. Ketika itu istri Rasulullah saw yang ikut bertugas adalah Aisyah rha. Karena disebabkan oleh kehilangan kalungnya, Aisyah berusaha untuk mencarinya kesana dan kemari sehingga ia tertinggal oleh rombongan. Lama baru ia tersadar kalau rombongan Rasulullah saw telah meninggalkannya. Ia berusaha untuk tidak panik dan tidak menyusul rombongan Nabi karena takut akan terjadi sesuatu dalam perjalanan. Ia menunggu dan berharap Rasulullah saw menyadari bahwa Aisyah tidak ada dalam rombongan dan kembali menjemputnya. Ketika itulah Aisyah tertidur. Pada masa itu kewajiban hijab (jilbab) belum diturunkan sehingga Aisyah rha tidak mengenakannya.
Tidak berapa lama, seorang yang ditugasi oleh Rasulullah untuk mengamati pasukan musuh agar tidak mengikuti pasukan muslim, sampai di tempat Aisyah berada. Ia adalah seorang sahabat Nabi yang shalih. Syuhada perang Badar yang bernama Shafwan bin Mu'aththal ra. Syafwan adalah seorang pemuda yang jujur dan bersih. Ketika Syafwan pertama kali melihat tempat itu, didapatinya seorang wanita sedang tertidur. Ia kaget dan berkata, "Inna lillahi wa inna illaihi rojiun, istri Rasul!" Hal ini menyebabkan Aisyah terbangun. Syafwan mempersilahkan Aisyah rha. untuk menaiki untanya dan ia berjalan sambil menuntun unta tersebut.
Menjelang siang, keduanya menemukan rombongan pasukan Rasulullah saw dan kembali bergabung dengan mereka. Ketika itu dalam rombongan pasukan muslim terdapat seorang tokoh munafik bernama Abdullah bin Ubayy. Melalui tokoh inilah, ketika sampai di Madinah, berita bohong (fitnah) tersebar kepada penduduk Madinah. Telah terjadi pemutarbalikkan fakta bahwa Aisyah sengaja bersembunyi agar tertinggal oleh Rasullah saw dan menunggu Syafwan ra untuk berhubungan mesra antara keduanya. Dari sini isu menyebar bagai api dalam sekam dan akhirnya di dengar oleh Rasulullah saw.
Dengan tersebarnya isu tersebut, Rasulullah gundah dan bimbang. Rasulullah berusaha mencari informasi dari banyak pihak antara lain dari istri-istri Nabi sendiri mengenai prilaku Aisyah. Juga dari beberapa sahabat-sahabatnya yang mengenal Syafwan. Disatu sisi Rasulullah tidak pernah mempercayai fitnah tersebut tetapi tidak memiliki cukup bukti untuk membela istrinya dan sahabatnya. Rasulullah terus berdoa kepada Allah SWT agar Allah menunjukkan kebenaran dari sisi-Nya. Dalam kegundahan ini, Rasulullah sampai-sampai mengantarkan Aisyah kembali ke rumah Abu Bakar ra untuk berpisah sementara menenangkan Aisyah dan dirinya. Kejadian ini juga sangat memukul Abu Bakr sebagai besan Rasulullah saw dan ayah dari Aisyah. Tapi Abu bakr sangat menghargai keputusan Rasulullah saw. Inilah periode yang begitu mengguncangkan bagi penduduk Madinah.
Dalam peristiwa ini ada beberapa orang dari sahabat Rasulullah yang mengambil peran yang besar dalam penyebaran fitnah ini. Mereka, selain Abdullah bin Ubayy, adalah Misthah Ibn Atsatsah (kerabat Abu Bakr), Hasan bin Tsabit (penyair Rasulullah) dan Hamnah (saudara perempuan Zainab, istri Rasulullah saw). Sebagai pembelaannya terhadap Aisyah, Abu Bakr ra sampai-sampai bersumpah untuk tidak lagi menyantuni Misthah yang miskin beserta anak-anak dan istrinya. Saat itu, keluarga Misthah adalah salah satu keluarga miskin yang selalu disantuni oleh Abu Bakr setiap harinya.
Lebih dari sebulan peristiwa ini berlalu, Allah SWT menurunkan ayat ke 11 dari QS An Nuur diatas. Hal ini membuat perasaan Rasulullah saw lega. Aisyah kembali dijemput oleh Rasulullah untuk kembali dan Rasulullah saw meminta maaf kepadanya.
Dalam tafsir ayat di atas, kita dapat mengambil kesimpulan seandainya Al Quran ini adalah ciptaan Muhammad saw, tentulah Beliau dapat dengan segera menghapus berita bohong (fitnah) tersebut dengan mengatasnamakan wahyu, dan bila itu terjadi, tidaklah seorang muslim pun meragukannya. Alangkah indah perangai Rasulullah saw, Ia terpaksa harus hidup menderita, menanggung beban kegelisahan yang begitu lama hanya untuk menunggu turunnya wahyu yang membenarkan. Allahumma Shalli 'ala Muhammad...
Allah SWT juga ingin menyampaikan kepada kita bahwa siapapun yang menjadi korban dari suatu berita bohong (fitnah), hal itu merupakan kebaikan bagi dirinya dan keluarganya. Karena ayat diatas tidak menyebutkan nama Rasulullah saw atau Aisyah rha secara khusus, maka ayat ini berlaku umum untuk siapapun dan bisa terjadi kepada siapapun dan pada masa kapanpun. Seseorang yang difitnah akan memperoleh ganjaran yang luar biasa berupa pahala dan kebaikan di sisi Allah SWT. Dengan fitnah juga, kedudukan seseorang menjadi terhormat di dalam suatu masyarakat karena banyaknya empati yang akan muncul. Orang yang menjadi korban fitnah akan mendapat simpati dan kehormatan di tengah masyarakat sedangkan orang yang menfitnah akan memperoleh cercaan dan tidak akan pernah dipercaya oleh siapapun lagi selama hidupnya.
Sumpah Abu Bakr ra dijawab Allah SWT dengan turunnya QS An Nuur [24]: 22 yaitu, "Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
"Sedangkan Abdullah bin Ubayy diganjar Allah dengan ganjaran yang luar biasa menyakitkan bahwa ia meninggal dalam keadaan dicap sebagai seorang tokoh munafik terbesar. Ketika ia meninggal dan Rasulullah ingin mensholatkannya, Allah menurunkan suatu ayat di QS At Taubah [9]: 84 yaitu, "Dan janganlah kamu sekali-kali mensholatkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik."
Begitulah Allah membalas kejahatan orang penyebar fitnah. Bukankah doa Rasulullah saw tidak pernah ditolak oleh Allah? Para sahabat Rasulullah saw sangat mendambakan disetiap kematian mereka, Rasulullah lah yang akan memimpin sholat jenazah karena mereka yakin doa Rasulullah saw akan membebaskan mereka dari segala azab kubur dan siksaan api neraka. Bayangkan jika Allah SWT sampai melarang Rasulullah saw mensholatkan seorang Abdullah bin Ubayy. Dan tidak hanya itu, sekedar berdoa dikuburnya pun Allah SWT melarang Rasul Nya. 'Auzubillahi min dzalik.
Adapun Misthah Ibn Atsatsah (kerabat Abu Bakr), Hasan bin Tsabit (penyair Rasulullah) dan Hamnah (saudara perempuan Zainab, istri Rasulullah saw) semuanya memohon maaf kepada Aisyah rha dan Rasulullah saw serta Abu Bakr ra sebagai orang yang bersalah. Dalam suatu riwayat Hasan bin Tsabit dimasa tua-nya menderita kebutaan.Mudah-mudahan kisah ini menjadi iktibar (pelajaran berharga) bagi kita...

Rasulullah bersabda, "Tidaklah seorang muslim tertimpa letih, penyakit, fitnah pada dirinya, kegundahan, sedih, rasa sakit, kegagalan sampai duri yang mengenai dirinya, melainkan dengan itu Allah akan menghapus dosa-dosanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Peringkat pencari ilmu.

Sabda Rasulullah s.a.w, maksudnya:
" Sesiapa yang menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para ulama atau untuk mujadalah dengan orang orang yang jahil atau untuk mengambil perhatian manusia, ia akan masuk neraka. Dan barang siapa yang bertambah ilmunya tetapi tidak bertambah amalannya dia akan bertambah jauh dari Allah."
Salam sahabat sahabat muslimin dan muslimat sekalian. Saya baru dapat satu ilmu dari seorang guru dan ingin berkongsi bersama. Kata nya dalam masyarakat Islam ada 7 golongan manusia dalam menuntut ilmu.
1. Orang yang menuntut dan mencari ilmu kerana ilmu semata mata.Dia seronok, mabuk dan asyik dengan ilmu.Mabuk ilmu hingga yang ada tidak mahu kahwin kahwin, kerana katanya belum puas belajar.Ini adalah golongan yang mabuk ilmu.
2. Orang yang mencari ilmu kerana bercita hendak dapat jawatan tinggi saperti mufti dan bergaji besar.Dengan ilmu juga dia boleh berniaga dan jadi kaya dan mendapat banyak harta.Ini lah golongan yang menggunakan ilmu untuk meraih kekayaan.
3. Ada orang mencari ilmu kerana bercita cita menjadi pemimpin.Seorang yang jadi pemimpin mesti berilmu.Ini adalah golongan yang menggunakan ilmu untuk menjadi pemimpin.
4. Ada juga orang yang mencari ilmu kerana hendak kan glamour.Agar orang kata dia intelek.Inilah golongan ahli ilmu yang tujuan nya hendak dapat nama.
5. Ada orang belajar ilmu kerana hendak keluar daripada kejahilan dan kebodohan.Agar dia tidak di pandang hina.Inilah golongan yang mendapatkan ilmu supaya diri tidak terhina.
6. Ada orang menuntut ilmu kerana ingin membangun dan maju demi kedaulatan dan kemegahan bangsa dan negara.Agar jangan bangsa nya mundur dan terhina.Ini lah golongan ilmuan yang berfahaman nasionalisme.
7. Ada orang yang menuntut ilmu kerana perintah Allah.Juga dengan tujuan agar dapat amal ilmu supaya boleh mengabdikan dan mendekatkan diri kepada Allah.Golongan ini menggunakan ilmu untuk membangunkan Islam dalam berbagai bagai aspek saperti ekonomi, pertanian, bangunan, sekolah, jalan raya, pembangunan insan dan lain lain.Ini adalah dengan tujuan agar dapat melindungi iman, memperkuatkan syariat, membesarkan syiar Islam dan mendaulatkan hukum hukum Tuhan.Ini lah dia golongan ilmuan yang bertaqwa.
Kita umat Islam dalam menuntut Ilmu biarlah menjadi golongan yang ke 7 ya itu mencari ilmu kerana Allah Taala.Kalau belajar bukan kerana Allah maka rugi lah, kerana mungkin untung di dunia tetapi rugi di akhirat saperti yang di nyatakan dalam Hadis yang di tulis di awal tulisan tadi.Wal'iyazubillah!

Salaam & RegardsAmri el Wahab68000 Ampang,SelangorMALAYSIAJemput ke laman blog saya di http://hembusan-amal.blogspot.com

Friday, April 17, 2009

Sejarah Ibnu Sina
IBNU SINA yang lebih dikenali di Barat dengan nama Avicenna mempunyai nama lengkap Abu Ali al-Huseyn bin Abdullah bin Hassan Ali bin Sina. Beliau merupakan seorang yang berbangsa Parsi. Menurut Ibnu Abi Ushaybi ia lahir pada tahun 375H, di desa Afshanah dekat kota Kharmaitan Propinzi Bukhara, Afghanistan.
Pelajaran pertama yang diterimanya pada zaman kanak-kanak adalah Al-Quran dan sastera yang didapati olehnya secara tidak formal. Ia mula belajar pada usia 5 tahun. Sementara itu sewaktu berumur 10 tahun, beliau telah berjaya menghafal Al-Quran. Pada masa umurnya meningkat 18 tahun Ibnu Sina telah menjadi Di Raja. Disamping itu, Ibnu Sina juga telah menguasai seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada pada waktu itu. Ilmu-ilmu agama seperti tafsir, fiqh, perbandingan agama (ushuluddin), tasawuf dan sebagainya sudah dikuasainya ketika baru berusia 10 tahun. Pada masa kecilnya, ia dibimbing dan dididik oleh Abu Abdullah Natili, seorang sahabat karib ayahnya, dan ayahnya sendiri. Antara bidang ilmu yang berjaya dikuasainya termasuklah dalam bidang falsafah, kedoktoran, geometri, astronomi, muzik, syair, teologi, politik, matematik, fizik, kimia, sastera dan kosmologi.
Ensiklopedia Kedoktoran Pertama
Pada usia 21 tahun, ketika berada di Kawarazm, ia mulai menulis karyanya yang pertama yang berjudul Majmu yang mengandungi berbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Kemudian ia melanjutkan menulis buku-buku lain.
Nama-nama buku yang pernah dikarang Ibnu Sina, termasuk yang berbentuk risalah ukuran kecil, dimuat dan di himpun dalam satu buku besar yang berjudul Essai de Bibliographie Avicenna yang dihasilkan oleh Pater Dominican di Kairo. Antara yang terkandung dalam buku tersebut termasuklah buku karangan yang amat terkenal iaitu Al-Qanun Fit Tibb.
Teori-Teori Anatomi Dan Fisiologi
Teori-teori anatomi dan fisiologi dalam buku-buku beliau adalah menggambarkan analogi manusia terhadap negara dan mikrokosmos (dunia kecil) terhadap alam semester sebagai makrokosmos (dunia besar).Misalnya digambarkan bahawa syurga kayangan adalah bulat dan bumi adalah persegi dan dengan demikian kepala itu bulat dan kaki itu empat persegi. Terdapat empat musim dan 12 bulan dalam setahun, dengan itu manusia memiliki empat tangkai dan lengan (anggota badan) mempunyai 12 tulang sendi. Hati (heart) adalah rajanya tubuh manusia, sementera paru-paru adalah menterinya.
Leher merupakan jendelanya sang badan, manakala kandung empedu sebagai markas pusatnya. Limpa dan perut sebagai bumbung sedangkan usus merupakan sistem komunikasi dan sistem pembuangan.
Sementara itu Canon of Medicine memuatkan pernyataan yang tegas bahawa darah mengalir secara terus-menerus dalam suatu lingkaran dan tak pernah berhenti. Namun ini belum dapat dianggap sebagai suatu penemuan tentang srikulasi darah, kerana bangsa cina tidak membezakan antara urat-urat darah halus (Veins) dengan pembuluh nadi (arferies). Analogi tersebut hanyalah analogi yang digambarkan antara gerakan darah dan siklus alam semesta, pergantian musim dan gerakan-gerakan tubuh tanpa peragaan secara empirik pada keadaan yang sebenarnya.

Monday, April 6, 2009

Manusia Terpintar Di Dunia

ini dah dewasa tahun 1914


Siapakah manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia?
Da Vinci? John Stuart Mills? Atau Albert Einstein seperti yang selama ini diperkirakan orang?Ketiganya memang dianggap jenus-jenius besar yang telah memberikan banyak pengaruh terhadap bidangnya masing-masing.
Tapi gelar manusia terjenius yang pernah dimiliki dunia rasanya tetap layak diberikan kepada William James Sidis. Siapakah ia? Mengapa namanya tenggelam dan kurang dikenal walau angka IQnya mencapai kisaran 250–-300?
Keajaiban Sidis diawali ketika dia bisa makan sendiri dengan menggunakan sendok pada usia 8 bulan. Pada usia belum genap 2 tahun, Sidis sudah menjadikan New York Times sebagai teman sarapan paginya. Semenjak saat itu namanya menjadi langganan headline surat kabar: menulis beberapa buku sebelum berusia 8 tahun, diantaranya tentang anatomy dan astronomy. Pada usia 11 tahun Sidis diterima di Universitas Harvard sebagai murid termuda.
Harvard pun kemudian terpesona dengan kejeniusannya ketika Sidis memberikan ceramah tentang Jasad Empat Dimensi di depan para professor matematika.Lebih dahsyat lagi: Sidis mengerti 200 jenis bahasa di dunia dan bisa menerjemahkannya dengan amat cepat dan mudah. Ia bisa mempelajari sebuah bahasa secara keseluruhan dalam sehari !!!!
Keberhasilan William Sidis adalah keberhasilan sang Ayah, Boris Sidis yang seorang Psikolog handal berdarah Yahudi. Boris sendiri juga seorang lulusan Harvard, murid psikolog ternama William James (demikian ia kemudian memberi nama pada anaknya) Boris memang menjadikan anaknya sebagai contoh untuk sebuah model pendidikan baru sekaligus menyerang sistem pendidikan konvensional yang dituduhnya telah menjadi biang keladi kejahatan, kriminalitas dan penyakit.
Siapa yang sangka William Sidis kemudian meninggal pada usia yang tergolong muda, 46 tahun - sebuah saat dimana semestinya seorang ilmuwan berada dalam masa produktifnya. Sidis meninggal dalam keadaan menganggur, terasing dan amat miskin. Ironis.Orang kemudian menilai bahwa kehidupan Sidis tidaklah bahagia. Popularitas dan kehebatannya pada bidang matematika membuatnya tersiksa.
Beberapa tahun sebelum ia meninggal, Sidis memang sempat mengatakan kepada pers bahwa ia membenci matematika - sesuatu yang selama ini telah melambungkan namanya. Dalam kehidupan sosial, Sidis hanya sedikit memiliki teman. Bahkan ia juga sering diasingkan oleh rekan sekampus. Tidak juga pernah memiliki seorang pacar ataupun istri.
Gelar sarjananya tidak pernah selesai, ditinggal begitu saja. Ia kemudian memutuskan hubungan dengan keluarganya, mengembara dalam kerahasiaan, bekerja dengan gaji seadanya, mengasingkan diri. Ia berlari jauh dari kejayaan masa kecilnya yang sebenarnya adalah proyeksi sang ayah. Ia menyadarinya bahwa hidupnyaadalah hasil pemolaan orang lain.
Namun, kesadaran memang sering datang terlambat.Mengharukan memang usaha Sidis. Ada keinginan kuat untuk lari dari pengaruh sang Ayah, untuk menjadi diri sendiri. Walau untuk itu Sidis tidak kuasa. Pers dan publik terlanjur menjadikan Sidis sebagai sebuah berita.
Kemanapun Sidis bersembunyi, pers pasti bisa mencium. Sidis tidak bisa melepaskan pengaruh sang ayah begitu saja. Sudah terlanjur tertanam sebagai sebuah bom waktu, yang kemudian meledakkan dirinya sendiri.

Nasihat Rasulullah Kepada Aisyah

Dari : Ustaz Hambali n9
'Aisyah r.a meriwayatkan : Rasulullah SAW bersabda "Hai Aisyah, aku nasihatkan kepada kamu. Hendaklah kamu sentiasa mengingat nasihatku ini.Sesungguhnya kamu akan sentiasa di dalam kebajikan selama kamu mengingatinasihatku ini.
"Isi nasihat Rasulullah s.a.w tersebut bolehlah dirumuskan seperti berikut:
Hai, Aisyah, peliharalah diri kamu. Ketahuilah bahwa sebagian besar daripadakaum kamu (kaum wanita) adalah menjadi kayu api di dalam neraka.
Diantara sebab-sebabnya ialah mereka itu :
(a) Tidak dapat menahan sabar dalam menghadapi kesakitan (kesusahan), tidaksabar apabila ditimpa musibah
(b) Tidak memuji Allah Ta'ala atas kemurahan-Nya, apabila dikaruniakannikmat dan rahmat tidak bersyukur.
(c) Mengkufurkan nikmat; menganggap nikmat bukan dari Allah
(d) Membanyakkan kata-kata yang sia-sia, banyak bicara Yang tidakbermanfaat.
Wahai, Aisyah, ketahuilah :
(a) Bahwa wanita yang mengingkari kebajikan (kebaikan) yang diberikan olehsuaminya maka amalannya akan digugurkan oleh Allah
(b) Bahwa wanita yang menyakiti hati suaminya dengan lidahnya, maka padahari kiamat, Allah menjadikan lidahnya tujuh puluh hasta dan dibelitkan ditengkuknya.
(c) Bahwa isteri yang memandang jahat (menuduh atau menaruh sangkaan burukterhadap suaminya), Allah akan menghapuskan muka dan tubuhnya pada harikiamat.
(d) Bahwa isteri yang tidak memenuhi kemahuan suaminya di tempat tidur ataumenyusahkan urusan ini atau mengkhiananti suaminya, akan dibangkitkan Allahpada hari kiamat dengan muka yang hitam, matanya kelabu, ubun-ubunnyaterikat kepada dua kakinya di dalam neraka.
(e) Bahwa wanita yang mengerjakan sholat dan berdoa untuk dirinya tetapitidak untuk suaminya, akan dipukul mukanya dengan sholatnya.
(f ) Bahwa wanita yang dikenakan musibah ke atasnya lalu dia menampar-namparmukanya atau merobek-robek pakaiannya, dia akan dimasukkan ke dalam nerakabersama dengan Isteri nabi Nuh dan isteri nabi Luth dan tiada harapanmendapat kebajikan syafaat dari siapa pun.
(g) Bahwa wanita yang berzina akan dicambuk dihadapan semua makhluk dihadapan neraka pada hari kiamat, tiap-tiap perbuatan zina dengan lapan puluhkali cambuk dari api.
(h) Bahwa isteri yang mengandung ( hamil ) baginya pahala seperti berpuasapada siang harinya dan mengerjakan qiamullail pada malamnya serta pahalaberjuang fi sabilillah.
(i) Bahwa isteri yang bersalin ( melahirkan ), bagi tiap-tiap kesakitan yangdideritainya diberi pahala memerdekakan seorang budak. Demikian jugapahalanya setiap kali menyusukan anaknya.
(j) Bahwa wanita apabila bersuami dan bersabar dari menyakiti suaminya, makadiumpamakan dengan titik-titik darah dalam perjuangan fisabilillah.
Semoga ahlia-ahlia (isteri-isteri) kita dapat mengambil nasihat Nabi SAWpada Aisyah ra ini di dalam kehidupan mereka. Namun kita sebagai suamihendaklah selalu mendoakan agar ahli-ahlia (isteri-isteri) kita bersifatseperti isteri-isteri Nabi saw serta kita hendaklah juga selalu memaafkankesalahan dan kesilapan mereka.
Pernah seorang lelaki mendatangi Umar r.a untuk mengambil pandanganberkaitan masaalah isterinya yang banyak bersongeh dan berleter. Setelahsampai didapati isteri Umur r.a pun seperti isterinya suka bersongeh dan berleter.
Lalu ia pun meninggalkan Umar r.a. Setelah berjalan beberapalangkah Umar r.a menyedari lalu memanggil lelaki itu datang semulamenghampirinya.
Setelah diterangkan maksud kedatangannya lalu Umar r.a pun berkata,: "Siapamereka, mereka adalah isteri kita. Mereka mendidik dan memelihara anak-anakkita.
Merekalah yang menjaga harta benda kita. Mereka memasak makanan sertamembasuh pakaian kita. Dan yang lebih penting mereka memelihara kita dariterjebak dengan zina.
Sedikit kesilapan dan kesalahan mereka maafkanlah".
Lalu lelaki itu pun pulang dengan perasaan puas dengan nasihat Umar r.a.
dari ustaz Hambali, N9.

Sambutlah Maulid Nabi sepanjang tahun...

Dari : Lokman Hakim Zainudin


Selain itu bagi menjawab tohmahan/tuduhan wahaby yang kononnya ulamak silam mencerca sambutan ini, kita bawakan kata-kata yang jelas dari tiga ulamak yang kehebatan mereka diakui semua.
1) Al-Imam al-Hujjah al-Hafiz as-Suyuthi: Di dalam kitab beliau, al-Hawi lil Fatawa, beliau telah meletakkan satu bab yang dinamakan Husnul Maqsad fi 'Amalil Maulid, halaman 189, beliau mengatakan: Telah ditanya tentang amalan Maulid Nabi صلى الله عليه وسلم pada bulan Rabiul Awal, apakah hukumnya dari sudut syara'? Adakah ia dipuji atau dicela? Adakah pelakunya diberikan pahala atau tidak?
Dan jawapannya di sisiku: Bahawasanya asal kepada perbuatan maulid, iaitu mengadakan perhimpunan orangramai, membaca al-Quran, sirah Nabi dan kisah-kisah yang berlaku pada saat kelahiran baginda dari tanda-tanda kenabian, dan dihidangkan jamuan, dan bersurai tanpa apa-apa tambahan daripadanya, ia merupakan bid'ah yang hasanah yang diberikan pahala siapa yang melakukannya kerana padanya mengagungkan kemuliaan Nabi صلى الله عليه وسلم dan menzahirkan rasa kegembiraan dengan kelahiran baginda yang mulia.عليه وسلم
2) Syeikh Ibn Taimiyah : "Di dalam kitab beliau, Iqtidha' as-Shiratil Mustaqim, cetakan Darul Hadis, halaman 266, beliau nyatakan: Begitu juga apa yang dilakukan oleh sebahagian manusia samada menyaingi orang Nasrani pada kelahiran Isa عليه السلام, ataupun kecintaan kepada Nabi صلى الله عليه وسلم dan mengagungkan baginda, dan Allah mengurniakan pahala kepada mereka atas kecintaan dan ijtihad ini...”
Seterusnya beliau nyatakan lagi : “Ia tidak dilakukan oleh salaf, tetapi ada sebab baginya, dan tiada larangan daripadanya.”
Kita pula tidak mengadakan maulid melainkan seperti apa yang dikatakan oleh Ibn Taimiyah sebagai: “Kecintaan kepada Nabi dan mengagungkan baginda.”
Syeikhul Islam wa Imamussyurraah al-Hafiz Ibn Hajar al-‘Asqalani: Berkata al-Hafiz as-Suyuthi dalam kitab yang disebutkan tadi: Syeikhul Islam Hafizul 'Asr Abulfadhl Ibn Hajar telah ditanya tentang amal maulid, dan telah dijawab begini: "Asal amal maulid (mengikut cara yang dilakukan pada zaman ini) adalah bid'ah yang tidak dinaqalkan dari salafussoleh dari 3 kurun (yang awal), walaubagaimanapun ia mengandungi kebaikan serta sebaliknya. Maka sesiapa yang melakukan padanya kebaikan dan menjauhi yang buruk, ia merupakan bid'ah yang hasanah.
Telah jelas bagiku pengeluaran hukum ini dari asal yang tsabit iaitu apa yang tsabit dalam shahihain (shahih al-Bukhari dan shahih Muslim) bahawa Nabi صلى الله عليه وسلم ketika tiba di Madinah mendapati orang Yahudi berpuasa Asyura', lalu baginda bertanya kepada mereka (sebabnya). Mereka menjawab: Ia merupakan hari ditenggelamkan Allah Fir'aun dan diselamatkan Musa, maka kami berpuasa kerana bersyukur kepada Allah. Maka diambil pengajaran darinya melakukan kesyukuran kepada Allah atas apa yang Dia kurniakan pada hari tertentu, samada cucuran nikmat atau mengangkat kesusahan."
Seterusnya beliau berkata lagi: Dan apakah nikmat yang lebih agung dari nikmat diutuskan Nabi ini صلى الله عليه وسلم, Nabi Yang Membawa Rahmat, pada hari tersebut? Dan ini adalah asal kepada amalan tersebut. Manakala apa yang dilakukan padanya, maka seharusnya berlegar pada apa yang difahami sebagai bentuk kesyukuran kepada Allah Ta'ala samada tilawah, memberi makan, sedekah, membacakan puji-pujian kepada Nabi, penggerak hati atau apa sahaja bentuk kebaikan dan amal untuk akhirat."
Inilah istinbat-istinbat yang dikatakan oleh mereka yang menentang sambutan maulid (anti-maulid) sebagai istidlal yang bathil serta qias yang fasid, lalu mereka mengingkarinya. Cukuplah bagi kita memerhatikan siapakah yang mengingkari dan siapa pula yang mereka ingkari!!!
Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul saw. Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya
Firman Allah : “(Isa berkata dari dalam perut ibunya) Salam sejahtera atasku, di hari kelahiranku, dan hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan” (QS Maryam 33)• Firman Allah : “Salam Sejahtera dari kami (untuk Yahya as) dihari kelahirannya, dan hari wafatnya dan hari ia dibangkitkan” (QS Maryam 15)• Rasul saw lahir dengan keadaan sudah dikhitan (Almustadrak ala shahihain hadits no.4177)• Berkata Utsman bin Abil Ash Asstaqafiy dari ibunya yg menjadi pembantunya Aminah ra bunda Nabi saw, ketika Bunda Nabi saw mulai saat saat melahirkan, ia (ibu utsman) melihat bintang bintang mendekat hingga ia takut berjatuhan diatas kepalanya, lalu ia melihat cahaya terang benderang keluar dari Bunda Nabi saw hingga membuat terang benderangnya kamar dan rumah (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)• Ketika Rasul saw lahir kemuka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam)• Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim bahwa Ibunda Nabi saw saat melahirkan Nabi saw melihat cahaya yg terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)• Malam kelahiran Rasul saw itu runtuh singgasana Kaisar Kisra, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yg 1000 tahun tak pernah padam. (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
Kenapa kejadian kejadian ini dimunculkan oleh Allah swt?, kejadian kejadian besar ini muncul menandakan kelahiran Nabi saw, dan Allah swt telah merayakan kelahiran Muhammad Rasulullah saw di Alam ini, sebagaimana Dia swt telah pula membuat salam sejahtera pada kelahiran Nabi nabi sebelumnya.
*Rasulullah saw memuliakan hari kelahiran beliau saw Ketika beliau saw ditanya mengenai puasa di hari senin, beliau saw menjawab : “Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan” (Shahih Muslim hadits no.1162).
Sahabat memuliakan hari kelahiran Nabi saw Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “Izinkan aku memujimu wahaiRasulullah..” maka Rasul saw menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”, maka Abbas ra memuji dg syair yg panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)
Kasih sayang Allah atas kafir yg gembira atas kelahiran Nabi saw Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdulmuttalib melihat Abu Lahab dalam mimpinya, dan Abbas bertanya padanya : “bagaimana keadaanmu?”, abu lahab menjawab : “di neraka, Cuma diringankan siksaku setiap senin karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.4813, Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.13701, syi’bul iman no.281, fathul baari Almasyhur juz 11 hal 431).
*Rasulullah saw memperbolehkan Syair pujian di masjid Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata : “aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai Umar (yaitu Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah ra dan berkata : “bukankah kau dengar Rasul saw menjawab syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia dengan ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : “betul” (shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)

Shallu 'alan Nabiy

Shallu 'alan Nabiy

Oleh : KH.Rahmat Abdullah

Apa yang Tuan fikirkan tentang seorang laki-laki berperangai amat mulia, yang lahir dan dibesarkan di celah-celah kematian demi kematian orang-orang yang amat mengasihinya? Lahir dari rahim sejarah, ketika tak seorangpun mampu mengguratkan kepribadian selain kepribadiannya sendiri. Ia produk "ta'dib Rabbani" (didikan Tuhan) yang menantang mentari dalam panasnya dan menggetarkan jutaan bibir dengan sebutan namanya, saat muadzin mengumandangkan suara adzan.
Di rumahnya tak dijumpai perabot mahal. Ia makan di lantai seperti hamba, padahal raja-raja dunia iri hati terhadap kekukuhan struktur masyarakat dan kesetiaan pengikutnya. Tak seorang pembantunya pun mengeluh pernah dipukul atau dikejutkan oleh pukulannya terhadap benda-benda di rumah. Dalam kesibukannya ia masih bertandang ke rumah puteri dan menantu tercintanya, Fathimah Azzahra dan Ali bin Abi Thalib. Fathimah merasakan kasih sayangnya tanpa membuatnya jadi manja dan hilang kemandirian. Saat Bani Makhzum memintanya membatalkan hukuman atas jenayah seorang perempuan bangsawan, ia menegaskan: "Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, apabila seorang bangsawan mencuri mereka biarkan dia dan apabila yang mencuri itu seorang jelata mereka tegakkan hukum atasnya. Demi Allah, seandainya Fathimah anak Muhammad mencuri, maka Muhammad tetap akan memotong tangannya."
Hari-hari penuh kerja dan intaian bahaya. Tapi tak menghalanginya untuk 'lebih' dari satu dua kali- berlomba jalan dengan Humaira, sebutan kesayangan yang ia berikan untuk Aisyah binti Abu Bakar Asshiddiq. Lambang kecintaan, paduan kecerdasan, dan pesona diri dijalin dengan hormat dan kasih kepada Asshiddiq, sesuai dengan namanya "si Benar". Suatu kewajaran yang menakjubkan ketika dalam sibuknya ia masih menyempatkan memerah susu domba atau menambal pakaian yang koyak. Setiap kali para sahabat atau keluarganya memanggil ia menjawab: "Labbaik". Dialah yang terbaik dengan prestasi besar di luar rumah, namun tetap prima dalam status dan kualitasnya sebagai "orang rumah".
Di bawah pimpinannya, laki-laki menemukan jati dirinya sebagai laki-laki dan pada sat yang sama perempuan mendapatkan kedudukan amat mulia. "Sebaik-baik kamu ialah yang terbaik terhadap keluarganya dan akulah orang terbaik diantara kamu terhadap keluargaku." "Tak akan memuliakan perempuan kecuali seorang mulia dan tak akan menghina perempuan kecuali seorang hina." demikian pesannya.
Di sela 27 kali pertempuran yang digelutinya langsung (ghazwah) atau dipanglimai sahabatnya (sariyah) sebanyak 35 kali, ia masih sempat mengajar Al-Qur'an, sunnah, hukum, peradilan, kepemimpinan, menerima delegasi asing, mendidik kerumahtanggaan bahkan hubungan yang paling khusus dalam keluarga tanpa kehilangan adab dan wibawa. Padahal, masa antara dua petempuran itu tak lebih dari 1,7 bulan.
Setiap kisah yang dicatat dalam hari-harinya selalu bernilai sejarah. Suatu hari datanglah ke masjid seorang Arab gunung yang belum mengerti adab di masjid. Tiba-tiba ia kencing di lantai masjid yang berbahan pasir. Para sahabat sangat murka dan hampir saja memukulnya. Sabdanya kepada mereka : "Jangan, biarkan ia menyelesaikan hajatnya." Sang Badui terkagum, ia mengangkat tangannya, "Ya Allah, kasihilah aku dan Muhammad. Jangan kasihi seorangpun bersama kami." Dengan tersenyum ditegurnya Badui tadi agar jangan mempersempit rahmat Allah.
Ia kerap bercengkerama dengan para sahabatnya, bergaul dekat, bermain dengan anak-anak, bahkan memangku balita mereka di pangkuannya. Ia terima undangan mereka: yang merdeka, budak laki-laki atau budak perempuan, serta kaum miskin. Ia jenguk rakyat yang sakit jauh di ujung Madinah. Ia terima permohonan maaf orang.
Ia selalu lebih dulu memulai salam dan menjabat tangan siapa yang menjumpainya dan tak pernah menarik tangan itu sebelum sahabat tersebut yang menariknya. Tak pernah menjulurkan kaki di tengah sahabatnya hingga menyempitkan ruang bagi mereka. Ia muliakan siapa yang datang, kadang dengan membentangkan bajunya. Bahkan ia berikan alas duduknya dan dengan sungguh-sungguh ia panggil mereka dengan nama yang paling mereka sukai. Ia beri mereka kuniyah (sebutan bapak atau ibu si Fulan). Tak pernah ia memotong pembicaraan orang, kecuali sudah berlebihan. Apabila seseorang mendekatinya saat ia shalat, ia cepat selesaikan shalatnya dan segera bertanya apa yang diinginkan orang itu.
Pada suatu hari dalam perkemahan tempur ia berkata: "Seandainya ada seorang saleh mau mengawalku malam ini". Dengan kesadaran dan cinta, beberapa sahabat mengawal kemahnya. Di tengah malam terdengar suara gaduh yang mencurigakan. Para sahabat bergegas ke sumber suara. Ternyata ia telah ada disana mendahului mereka, tegak diatas kuda tanpa pelana, "Tenang, hanya angin gurun," hiburnya. Nyatalah bahwa keinginan ada pengawal itu bukan karena ketakutan atau pemanjaan diri, tetapi pendidikan disiplin dan loyalitas.
Ummul Mukminin Aisyah ra. berkata: "Rasulullah SAW wafat tanpa meninggalkan makanan apapun yang bisa dimakan makhluk hidup, selain setengan ikat gandum di penyimpananku. Saat ruhnya dijemput, baju besinya masih digadaikan kepada seorang Yahudi untuk harga 30 gantang gandum."
Sungguh ia berangkat haji dengan kendaraan yang sangat sederhana dan pakaian tak lebih harganya dari 4 dirham, seraya berkata, "Ya Allah, jadikanlah ini haji yang tak mengandung riya dan sum'ah." Pada kemenangan besar saat Makkah ditaklukkan, dengan sejumlah besar pasukan muslimin, ia menundukkan kepala, nyaris menyentuh punggung untanya sambil selalu mengulang-ulang tasbih, tahmid dan istighfar. Ia tidak mabuk kemenangan.
Betapapun sulitnya mencari batas bentangan samudera kemuliaan ini, namun beberapa kalimat ini membuat kita pantas menyesal tidak mencintainya atau tak menggerakkan bibir mengucap shalawat atasnya: "Semua nabi mendapatkan hak untuk mengangkat doa yang takkan ditolak dan aku menyimpannya untuk umatku kelak di padang mahsyar nanti."
Ketika masyarakat Thaif menolak dan menghinakannya, malaikat penjaga bukit menawarkan untuk menghimpit mereka dengan bukit. Ia menolak, "Kalau tidak mereka, aku berharap keturunan di sulbi mereka kelak akan menerima dakwah ini, mengabdi kepada Allah saja dan tidak menyekutukan- Nya dengan apapun."
Mungkin dua kata kunci ini menjadi gambaran kebesaran jiwanya. Pertama, Allah, sumber kekuatan yang Maha dahsyat, kepada-Nya ia begitu refleks menumpahkan semua keluhannya. Ini membuatnya amat tabah menerima segala resiko perjuangan; kerabat yang menjauh, sahabat yang membenci, dan khalayak yang mengusirnya dari negeri tercinta. Kedua, Ummati, hamparan akal, nafsu dan perilaku yang menantang untuk dibongkar, dipasang, diperbaiki, ditingkatkan dan diukirnya.
Ya, Ummati, tak cukupkah semua keutamaan ini menggetarkan hatimu dengan cinta, menggerakkan tubuhmu dengan sunnah dan uswah serta mulutmu dengan ucapan shalawat? Allah tidak mencukupkan pernyataan-Nya bahwa Ia dan para malaikan bershalawat atasnya (QS.Al Ahzab: 56), justru Ia nyatakan dengan begitu "vulgar" perintah tersebut, "Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah atasnya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam."

Allahumma shalli 'alaihi wa 'ala aalih!

Mutiara kata-kata hikmah dan nasihat.


مـُصَــاحـَـبـَة الرِّجَــالِ ذَوِي الْــوَفـَـانَــعِـــيْمُ الْـخُـــلْـدِ فِى دَارِ الْـلــفــــنَاءِ

Menjalin hubungan dengan orang-orang shalih yang selalu menepati janjinya (kepada Allah sebagai hamba yang turut membantu Muhammad SAW), merupakan kenikmatan yang abadi di alam dunia yang fana ini.
مُرَافَـــقَـةُ الْــكِـــرَامِ أَجَلُّ غُـــــنْمٍبـِـذِي الـــدُّنْـيـَا وَفِي دَارِ الْــبـَــــقَـاءِ
Menjalin hubungan dengan orang-orang mulia (orang yang sangat peduli terhadap Muhammad SAW) adalah anugerah termulia di dunia dan akhirat kelak.
فَــرَافِــقْ أَهْـــلَ عِـلْمِ الـنُــوْرِ ُتحْــظَــىبـِأ َحْــل الْــعَــيْـشِ فِي أَصْـــفَـا الْـهَــــنـَاءِ
Maka jalinlah hubungan dengan para pemilik Ilmu yang bercahaya, maka engkau akan dibahagiakan dengan semanis-manis kehidupan di dalam keselamatan yang tersuci.
فَــيـَا ِللهِ مِـنْ عَـــيْـشٍ كَـــرِيْمٍمَـــعَ اْلأَخْــــيـَارِ فِي حُــــلَـلِ الـصَّـــفَـاءِ
Maka demi Allah alangkah indahnya kehidupan yang mulia, bersama orang-orang yang luhur dalam perhiasan akhlaq yang suci.
تـُـقَـابـِـلُـكَ الْـمَــسَـرَّةُ كُلَّ حِــــيْـنإِذَا هَــبـَّــــتْ نـُسَــيْـمَا تُ الـنـَــــقَـاءِ
Maka engkau akan dilimpahi kebahagiaan setiap saat, ketika berhembusnya angin kesejahteraan yang suci.
وَتـَـظْـفَــرْ بـِاْلأَمَـانِـي وَالْـمَــزايـَا وَتـَصْــــبـُو حِــــيْـنَ كَــشْـفِ لـِلْـغِـــطَـاءِ
Dan engkau akan meraih keberuntungan dengan keselamatan dan kekhususan, dan engkau akan dinaungi ketika tersingkapnya segala yang tersembunyi (Kiamat).

Pintu gerbang ilmu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam

Dari : Lokman Hakim
A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiimBismillahir rahmaanir rahiim.Alhamdulillahi robbil ‘alaaminAllaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.
Gelar Buat Saiyidina Ali bin Abi Thalib ra
Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa dirinya diibaratkan sebagai kota ilmu, sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu.
Mendengar pernyataan yang demikian, sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya. Mereka tidak percaya, apa benar Ali bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan "gerbang ilmu" dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Berkumpullah sepuluh orang dari kaum Khawarij. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah tersebut. Seorang di antara mereka berkata, "Mari sekarang kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja. Bagaimana jawaban Ali tentang masalah itu. Kita bisa menilai seberapa jauh kepandaiannya. Bagaimana? Apakah kalian setuju?""Setuju!" jawab mereka serentak.
"Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja", saran yang lain."Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali. Namun bila jawaban Ali nanti selalu berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas."
"Baik juga saranmu itu. Mari kita laksanakan!" sahut yang lainnya.Hari yang telah ditentukan telah tiba. Orang pertama datang menemui Ali lantas bertanya, "Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?"
"Tentu saja lebih utama ilmu," jawab Ali tegas.
"Karena bila engkau pergunakan harta," jawab Ali, "jelas-jelas harta akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah banyak."Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, "Jika pemilik harta ada yang menyebutnya kedekut , sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani."
Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. Jawaban Ali tersebut ialah, "Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, lagi pula ilmu akan menjagamu."Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, "Pemilik ilmu akan diberi syafa'at oleh Allah Subhaanahu wa Ta'ala di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak."
Kemudian kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga setelah mendengar setiap jawaban, ternyata alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu akan bisa mencari celah kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, "Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?"
Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu," jawab Ali.
Kenapa begitu?" tanyanya lagi.

"Dalam waktu yang lama," kata Ali menerangkan, "harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi."

Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut. "Seseorang yang banyak harta", jawab Ali pada orang ini, "akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual. "Sampailah giliran orang terakhir. Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab,
"Harta akan membuatmu tidak tenang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu. Tetapi, ilmu sebaliknya, akan menyinari hatimu hingga hatimu akan menjadi terang dan tentram karenanya.
"Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji oleh orang-orang itu. Sehingga dia berkata, "Andaikata engkau datangkan semua orang untuk bertanya, insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula, selagi aku masih hidup.
"Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di atas adalah benar adanya. Dan ali memang pantas mendapat julukan "gerbang ilmu". Sedang mengenai diri Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sudah tidak perlu diragukan lagi.
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!

Malu Dilihat Anjing

Dari : Lokman Hakim BIn Zainudin
Suatu hari, bersama beberapa temannya, Saiyidina Husain bin Saiyidina Ali (cucu Rasulullah) berangkat ke kebunnya yang dijaga seorang hamba bernama Shafi. Saiyidina Husain sengaja datang ke kebun itu tanpa memberi tahu terlebih dahulu sebelumnya.

Ketika tiba di kebun, Saiyidina Husain melihat budaknya sedang duduk istirahat di bawah sebatang pohon sambil makan roti. Ia juga melihat seekor anjing sedang duduk di hadapan Shafi sedang menikmati makannya juga. Saiyidina Husain melihat Shafi membelah rotinya menjadi 2.
Yang separuh dimakannya sendiri, sedang separuhnya diberikan kepada anjing. Setelah selesai menghabiskan bagian roti masing-masing, Shafi berdoa sambil mengangkat kedua tangannya,
"Alhamdulillah robbil 'alamin. Ya Allah, berikanlah maaf dan ampun-Mu kepadaku dan kepada tuanku. Limpahkanlah rahmat dan karunia-Mu kepadanya sebagaimana Engkau telah memberkati ayahanda dan bondanya dengan rahmat yang luas dan belas kasih-Mu ya Rabbal 'Alamin."

Saiyidina Husain menyaksikan semua itu. Mendengar kata-kata dan melihat perbuatan Shafi, Saiyidina Husain tidak dapat menahan dirinya. Ia memanggil, "Ya, Shafi..." Shafi kaget mendengar panggilan tuannya. Sambil meloncat gugup ia menjawab, "Aduh tuanku! Maafkan aku. Sungguh, aku benar-benar tidak melihatmu." Shafi merasa bersalah karena tidak mengetahui kedatangan tuannya. Tetapi sambil mendekati Shafi ,Saiyidina Husain berkata, "Sudahlah, sebenarnya aku yang bersalah dan minta maaf padamu. Sebab aku memasuki kebunmu tanpa izin lebih dahulu."

"Kenapa tuan mengatakan demikian," kata Shafi dengan keliru .

"Sudahlah, jangan kita persoalkan lagi masalah itu. Hanya aku ingin mengapa anjing itu tadi engkau beri separuh dari rotimu?" tanya Saiyidina Husain penuh bingung .

Dengan malu Shafi menjawab, "Maklumlah tuan, aku merasa malu dipandangi terus oleh anjing itu ketika aku hendak makan tadi. Sedang anjing itu milik tuan dan dia turut menjaga kebun ini dari gangguan orang. Sedang aku hanya mengerjakan kebun tuan ini. Karena itu, rezeki dari tuan sudah selayaknya kubahagi dengan anjing ini."

Mendengar penjelasan Shafi, Saiyidina Husain terharu dan meneteskan air mata. Orang yang berderajat hamba itu ternyata memiliki budi - pekerti yang tinggi. Dengan suara parau, Saiyidina Husain berkata, "Wahai Shafi, saat ini juga engkau bebas dari perhambaan. Terimalah dua ribu dinar sebagai pemberian dariku dengan penuh keikhlasan."

"Lama Shafi tertegun melihat Saiyidina Husain dan wang dua ribu dinar tersebut. Ia seolah tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Namun Husain menganggukkan kepalanya dengan senyuman sambil menyerahkan uang tersebut.

-dikutip dari Sabili No. 8 Th. XI

sahabat - semoga kita bisa jadi umat yang pandai bersyukur dan pandai berbahagi . wassalamualaikum wr.wb.

Dari Jabir Bin Abdullah, Rasulullah SAW Bersabda: "Jadikan Sholawat Kepadaku diawal do'a, pertengahan do'a, dan diakhir do'a"Syu'abul Iman, Baihaqi Juz II Hadist ke1578.

Penyakit Jantung

Assalammu'alaykum,

Hanya meneruskan sebuah cerita pengalaman pribadi.Mudah-mudahan ada pelajaran, info ataupun pengetahuan baru dari artikel dibawah ini.Mohon maaf bagi yang sudah pernah menerima email serupa.

Wassalam,-vienna-

******
Kisah Seorang Istri Yang Suaminya Terkena Serangan Jantung

Tgl 29 April 2006 : malam kira jam 21.00 setelah makan malam..suamiku merasa tidak enak badan. Masuk angin di sekitar perut danpunggung seperti terasa ditusuk-tusuk. Rahang terasa agak kaku, mulutagak asam. Beliau minta dibikinkan air jahe hangat.Setelah minum lalutidur.

Tgl 30 April 2006 :Bangun tidur, pagi sholat subuh dan bilang badannya udah enakan mauke kantor. Malam hari di jam yang sama seperti kemarinmerasakan hal yang sama seperti malam sebelumnya. Beliau minta dibikinkanjahe hangatkembali dan dipaksa tidur. Tengah malam sekitar pukul 1diniharikeluar keringat banyak dibadan. Yang ada dibenak saya dan suamimungkin angin sudah keluar. Makanya badan enakan.

Tgl 1 Mei 2006 :

PERISTIWA PENTING DALAM KEHIDUPAN KELUARGA KAMI

Pagi, rutinitas seperti biasa. Dari kantor masih telpon siang hari sepertibiasa. Karena tidak mendapat parkir di BEJ maka mobil diparkir di Cafe Bengkel Semanggi yang berjarak 1 km dari BEJ. Sore jam 16.30pulang kantor jalan kaki menuju parkir. Sepanjangjalan suamiku merasa kaki tak dapat dilangkahkan, leher terasa semakinkaku, keringat dingin bercucuran, dingin dan lemas sekaliseperti tak bisa bernafas. Beliau berusaha mencapai tempat parkir danberhasil masuk kedalam mobil (tidak sempat menghidupkanmobil kaca tertutup, semua lampu hijet dinyalakan pintu tidak dirapatkan) dansempat menghubungi saya untuk mengatakan "Bunda, cepat kemari Ayah tidak kuat lagi"!

Suamiku tipe orang yg tidak pernah mengeluh, tidak ingin merepotkan orang,sangat mandiri..karena perantau dan biasa hidup susah)Saya merasa pasti sesuatu terjadi, karena kenal betul kenal sifat beliau.Saya membutuhkan waktu kira2 setengah jam sampai di tempatkejadian. Yang saya temukan beliau sudah hampir hilang kesadaran. Bajubasah kuyup seperti berendam dikolam air. Muka pucat bagai mayat.Sayaberteriak2 minta pertolongan. Kebetulan saat itu banyak supir sedangbersiap jemput majikannya. Orang-orang berlari memberikan bantuan.
Bajukering, air mineral aqua, bahkan security membuatkan teh panas manis danmemaksa suami saya untuk minum.Pikiran saya bekerja. Saya butuh pertolongan orang yg ahli. Saya telpsabahat kami seorang dokter di JBE. Saya ceritakan kronologiskejadian. Beliau memandu saya untuk menusuk ujung jari suami dengan bendatajam apapun ( waktu itu kuku jari tangan saya) supaya suami saya terkejutdan membuat kesadaran tidak betul-betul hilang. Ajak bicara terus dan segerabawa ke rumah sakit terdekat. Pilihan cuma ada dua Rumah Sakit Pusat Pertamina(RSPP) atau Rumah Sakit Jantung Harapan Kita (RSJHK). Minta lakukan EKG, tensidarah itu yang harus saya lakukan segera. Pilihan saya ke RSJHK karena arahke Selatan macet..

Sepanjang perjalanan, saya mengajak bicara terus. Mengendorkan ikatpinggang. Sampai di rumah sakit, kebetulan brankar sedang kosong, jadi sayadibantu securiti rumah sakit tersebut mendorong ke UGD dengan kursi roda.Sampai di UGD suasana hiruk pikuk. Hari itu UGD sangat penuh. Suami sayaditolak, karena dilihat masih dapat duduk di kursi roda. Dianjurkan untuk kepoli umum saja.Saya mengikuti saran ahli medis. Saya antar suami ke poli umum. Ternyata poliumum sudah tutup.Rasanya sakit seperti tidak dipedulikan.Tapi, Allah itu Maha Penyayang.
Campur tangan ALLAH mulai tampak nyata dihadapan saya. Seorang dokter senior tiba-tiba ada di hadapan saya -sepertinyaselesai praktek-. Beliau tanya, "Ada apa ?" Saya ceritakan apa yang terjadi. Beliau mengajak saya kesebuah ruanganpraktek dan mulai melakukan pemeriksaan lengkap. Muka beliau sangatterkejut begitu membaca hasil EKG. Dunia bagai kiamat waktu beliau mengatakan
"Suami Ibu terkena Serangan Jantung Koroner"! harus segera penanganan intensif.
Saya katakan UGD penuh. Beliau lanjutkan, "TIDAK ADAPILIHAN LAIN HARUS KE UGD SEKARANG JUGA !"
Beliau membuat REKOMENDASIURGENT. Katakan saja dari DR.AULIA SANI (ternyata beliau mantandirektur RSJHK).Yang tadinya kami ditolak, kemudian diterima di UGD walauharus dirawat di kamar yang betul-betul penuh hari itu.Di situ melihat orang datang dengan keadaan sudah meninggal karenaterlambat sampai di RS. Saat di UGD tidak pernah satu tenaga medis yang menanyakan jaminan apapunkepada sayaTernyata itulah Mmotto RS tersebut :
Tindakan Dahulu, Uang Baru NomorBerikutnya.

Dokter Aulia turun tangan langsung, didampingi dokter Robert (dokter jaga UGDsaat itu). Suamiku di tangani seksama.Satu jam berkutnya aku dipanggil keruangan dokter-dokter. Disana sudah ada dr.Aulia dan dr. Robert.Mereka menjelaskan kondisi suamiku yang sebenarnya. Mereka bertanya apa yangterjadi satu minggu kebelakang sebelum suamiku terkena serangan jantung hariini. Aku cerita rangkaian kejadian beberapa malam yang kami kira masuk angin.
Beliau katakan

"Pada malam-malam itu sebenarnya jantung sudah terkena serangan walaupunritme kecil. Tapi sudah ada beberapa komponen jantung yang melemah. Hingga saatserang dahsyat datang, langsung mengganggu dan RUSAK."

Rupanya itu belum selesai. Dokter minta saya berdoa banyak. Karena 3 jamberikutnya adalah MASA PENENTUAN. Akan datangserangan KEDUA yang lebih DAHSYAT. Akibat dari serangan pertama. Ada pembuluhyang rusak, biasanya orang jarang selamat karena faktor tidak mengerti dantidak ditangani dengan tepat. Mereka mengatakan FUNGSI JANTUNG suamiku untuksementara diganti dengan MESIN PACU JANTUNG. Mudah-mudahan ini dapatmembantu bertahan. ( waktu serangan pertama, dada belum terasa sakit).Kira2 jam 21..00 suamiku mengalami serangan Jantung Kedua yang membuatdenyut jantung berkisar 40. Padahal normal 70.Jam 11.00 suamiku langsung di masukan ke ICU karena kondisi kritis. Dadasakit hebat. Sesak tidak dapat bernafas. Pada saat itu aku hanya bisamenangis. Bingung. Sendiri.

Allah swt banyak membantu kami dengan mempertemukanku pada banyak orang yangsenasib sepertiku yang mereka sudah adadi RS tersebut berbulan-bulan lamanya. Aku bertemu dokter-dokter hebat yangbaik hati dan banyak memberi pertolonganpenjelasan yang mudah aku mengerti. Dorongan dan support dari semua temankeluarga dan sahabat dari luar daerah dan luar negeri yang membuat aku berkata"AKU HARUS KUAT. SUAMI MEMBUTUHKAN AKU & ANAK-ANAK BUTUH AKU."

Pasangan hidupku terbaring selama 20 hari di ICU dengan keadaan semakin drop.Sementara dokter-dokter benar-benar mempersiapkan tindakan yang paling tepat.Hari ke-20 dipersiapkan Katerisasi dipimpin Dr. Kaligis. Tindakan medismengalirkan cairan putih (kontras) ke dalam semua pembuluh jantung untukmencari dimanakah sumber penyumbatan akibat KOLESTEROL dan pembalonan dilokasi penyumbatan diiringipemasangan STAND / RING sesuai panjang sumbatan.Tindakan seperti ini sangat MAHAL. Hingga bila terjadi penyumbatan lebih daritiga buah dokter-dokter menganjurkan untuk BY PASS yang kesempatannya fifty-fifty.

******************

Harga RECOVERY sebuah jantung sakit itu sama dengan harga sebuah rumah ataumobil mewah.Karena itu : SAYANGILAH JANTUNG ANDA.

Itupun belum seberapa. Pasangan hidup kita akan memulai masa penyembuhan yanglebih banyak dari semula. Memerlukan perhatian, makanan, kasih sayang, hiburan,dsb.Kesabaran yang tak TERHINGGA harus kita miliki. Karena mereka mulaiberangsur sehat dengan proses kepercayaan diri yang hilang dan sifat yangberubah 180 derajat. Sangat sesintif dan mudah tersinggung. Semua PROSESdimana kita sebagai pasangan hidup tidak pernah tahu kapanberakhirnya.Anggap semua itu IBADAH.

Saran-saranku :

HINDARI MAKANAN PADANG : 75%Pasien jantung rata rata penggemar masakan Padang.
Sesekali cobalah datang ke RSJHK. Disana terlihat pasien jantung koronermulai di usia diatas 25 thn.

Diatas umur 30 kita sudah terkena resiko pengentalan darah. Perempuan jikamasih haid terlindungi dari penyakit jantung karena memilikiHORMON. Jika di masa subur wanita terkena sakit jantung, itu adalah cacatbawaan seperti kebocoran KATUP & KLEP.

Berolah raga yang ringan saja, namun rutin. Dianjurkan berjalan kaki pagi hari3 km atau berenang. Hindari olahraga yang menguras tenaga jika dari dulukita bukan pencinta olah raga tersebut. Olah raga yang menguras tenagamemacu ADRENALIN.

Banyaklah makan SAYUR dan BUAH untuk menghancurkan KOLESTEROL jahat di tubuhkita.
Hindari rokok walaupun pasif. Mulailah hidup sehat sebelum terlambat. Karenakeluarga masih membutuhkan kita. InsyaAllah berguna dan bermanfaat

Hindari kebiasaan minum air dingin setelah makan.Secara logika, mungkin ada benarnya, orang-orang China dan Jepangmengamalkan minum teh panas ewaktu makan dan bukannya airES. Sudah tiba masanya kita meniru kebiasaan minum air panas/hangat sewaktumenikmati hidangan.Kita tidak akan kehilangan apa-apa. Malah akan mendapat faedah darikebiasaan ini.
Kepada siapa yang suka minum air ES, artikel ini sesuai untukanda. Memang enak dan segar minum air ES selepas makan, tetapi akan berakibatfatal !Air es akan membekukan makanan berminyak yang baru kita makan. Ia akanmelambatkan proses pencernaan kita.Bila lemak-lemak ini terbentuk di dalam usus, ia akan menyempitkan banyaksaluran dan lama kelamaan ia akan menyebabkan lemak berkumpul dan kitasemakin gemuk. Akibatnya pasti menuju ke arah mendapat berbagai PENYAKIT.

Jalan terbaik adalah minum sup panas atau air panas/hangat selepas makan.

*******
Note penting tentang SERANGAN JANTUNG.

Anda perlu tahu bahwa tanda-tanda serangan jantung akan mulai terasapada tangan sebelah kiri.

Berhati-hati juga pada permulaan sakit sedikit-sedikit pada bagian atasdada anda.Anda mungkin tidak akan mengalami sakit dada pada serangan pertamaserangan jantung.

Keletihan dan berkeringat adalah tanda-tanda pada umumnya. Malah 60%pengidap SAKIT JANTUNG tidak bangun selepas tidur.Marilah kita berwaspada dan berhati-hati.
Lebih banyak kita tahu, lebih cerah peluang kita untuk terus hidup.

PAKAR SAKIT JANTUNG berkata, jika semua orang yang mendapat e-mailini menghantar kepada 10 orang yang lain, beliau yakin akan dapatmenyelamatkan satu nyawa.Bacalah, ia juga mungkin dapat menyelamatkan nyawa anda.

Jadilah teman yang setia dan teruskan menghantar artikel ini kepadateman-teman yang anda sayangi. :)

Tempat Yang Aman Ketika Musibah Terjadi…


Dari : Listiana


Berandai-andai bukan hal yang dianjurkan dalam Islam, tetapi mengambil pelajaran atas segala musibah yang terjadi adalah hal yang sudah sepatutnya dilakukan.
Sepuluh tahun terakhir saja sesungguhnya umat manusia di Dunia (bukan hanya di Indonesia !) setidaknya diberi pelajaran yang sama minimal tiga kali dalam tiga musibah yang berbeda.
Lihat foto-foto disamping, yang teratas adalah Masjid yang selamat dari air bah Situ Gintung tiga hari lalu. Yang ditengah adalah Masjid yang selamat dari tsunami Aceh 5 tahun lalu, dan yang paling bawah adalah Masjid yang selamat dari gempa bumi hebat di Turki 10 tahun lalu.
Kebetulankah ? Tidak !, tidak ada yang kebetulan di muka bumi ini.
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS 57 :22)
Mengapa Allah selamatkan masjid-masjid tersebut padahal bangunan-bangunan di sekitarnya luluh lantak ?. Masjid selain tempat sholat juga lambang dari ketaatan kita memenuhi panggilannya, dengan tiga contoh visual dan konkrit tersebut barangkali Allah bener-bener ingin menyampaikan kebenaran atas ayat-ayatNya.Lantas kalau kita bisa mengambil pelajaran dari Masjid-masjid yang diselamatkan Allah ditengah musibah-musibah yang melanda; maka seyogyanya kitapun bisa menjadikan pelajaran untuk menghadapi berbagai musibah lainnya.
Untuk menyelamatkan diri dari musibah finansial yang sekarang menimpa dunia misalnya, kita-pun bisa lari mengungsi ke ‘masjid-masjid’ atau rumah-rumah Allah dimana hukum Allah ditaati, perintahNya dilaksanakan dan laranganNya dijauhi.Musibah finansial dunia saat ini masih jauh dari usai;
majalah Time edisi pekan ini menurunkan laporan akan ancaman bom finansial yang jauh lebih besar yang siap meledak. Saking besarnya bom tersebut oleh Time dikategorikan sebagai WMD (Weapon of Mass Destruction ) atau Senjata Pemusnah Massal.Salah satu contoh WMD yang diangkat time adalah kasus AIG. AIG saat ini masih menurut Time ‘hanya’ memiliki asset senilai US$ 50 Milyar.
Sedangkan risiko yang ditanggungnya dari kasus CDS saja saat ini sudah rugi US$ 40.4 Millyar, yang sedang antri untuk menagih janji berikutnya adalh US$ 300 Milyar. Artinya perusahaan raksasa kebanggaan Amerika tersebut secara teknis akan bangkrut sampai 6 kali, kecuali bila pemerintah melakukan bailout besar-besaran.Buah simalakamnya adalah bila ingin diselamatkan, tidak akan mudah bagi pemerintah AS untuk mem-bailout AIG dengan sekian ratus milyar dollar lagi – sedangkan baru-baru ini mereka membuat jengkel seluruh negeri itu dalam kasus bagi-bagi bonus.
Bila tidak diselamatkan, efek domino dari kebangkrutan AIG sungguh tidak terperikan. AIG menjamin 180,000 entity dengan total lapangan kerja 106 juta di Amerika saja. Diantara yang dijamin adalah puluhan ribu tanah pertanian, rumah sakit, dana pensiun, infrasruktur, industri property, industri penerbangan, industri perminyakan dst.dst. Pendek kata di AS saja keruntuhan AIG akan menyeret keruntuhan ekonomi dalam skala sangat besar – makanya dikategorikan Weapon of Mass destruction oleh Time tersebut.Apa dampaknya kalau ekonomi Amerika runtuh oleh kasus AIG dan yang sejenisnya ?.
Seperti yang sudah terjadi setengah tahun terakhir, seluruh dunia juga akan terseret dalam pusaran krisis yang sama – termasuk Indonesia.Bagaimana kita bisa selamat ?, belajarlah dari kasus musibah-musibah tersebut diatas – larilah ke ‘rumah-rumah’ Allah. Dalam aplikasi ekonomi ini berarti adalah lari ke ekonomi yang tidak melibatkan riba; tidak mengandalkan hutang. Ekonomi yang adil, yang memberi makan (menciptakan lapangan kerja) orang miskin.
Ekonomi yang dibangun dengan tolong-menolong dalam kasih sayang, bukan ekonomi yang dibangun atas dasar ekspoitasi yang kuat terhadap yang lemah.
Untuk selamat, ayo kita kembali ke ‘masjid’ dalam arti yang seluas-luasnya…

Ricky B. SubaktiMedan - North Sumatra
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu" (AL BAQARAH ; 45)

Riya' sebagai salah-satu pintu untuk memasuki neraka.

Dari : Lokman Hakim Bin Zainudin
Riya adalah sifat tercela, ia sangat membahayakan perjalanan seorang salik (pejalan menuju Allah), karena bisa memberangus nilai ibadahnya. Bahkan riya dikatagorikan syirik khafi (tersembunyi).

Hasrat mendapatkan sesuatu dari makhluk, sebagai wujud riya yang dapat mengotori niat ibadah seseorang. Riya juga dapat membuat seseorang jadi munafik bahkan menjadi musyrik. Karena itu berhati-hatilah dengan sifat riya yang sangat membahayakan.
يُرَاءُوْنَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ اِلاَّقَلِيْلاً
“Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (An Nisaa': 142)
Maksudnya org yang kurang berzikruLah adalah ciri-ciri riya' atau kemunafikan.
Bahaya riya
Setiap manusia mempunyai kecenderungan ingin dipuji, dan keinginan itu merupakan proses pembentukan riya dalam diri seseorang. Sifat riya sangat lembut dan halus, bagaikan gumpalan asap yang memenuhi jiwa dan mengalir kesegenap pembuluh darah, dampaknya dapat menutup pandangan akal dan iman seseorang. Bila sifat itu dibiarkan berkembang mewarnai hidupnya, maka sudah dapat dipastikan, tidak mampu membendung riya menjelma jadi syirik.

Mentalqin Mayit ( Mayat ) KH Nuril Huda

Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
Mentalqin Mayit ( Mayat )

Dalam kitab مخنى المحتاج juz I, disebutkan bahwa menurut Imam Syafi'i dan Imam Ahmad Ibnu Hanbal, hukum membaca Talqin bagi mayit yang sudah mukallaf setelah selesai dikubur itu hukumnya disunahkan. Orang yang membaca talqin itu duduk di arah kepala kuburan mayit, kemudian berkata kepada mayit:


ياَعَبْدَاللهِ ابْنَ أَمَةِ اللهِ اُذْكُرْمَا خَرَجْتَ عَلَيْهِ مِنَ الدَّارالدُنْياَ شَهَادَةَ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاَنَّ ُمحَمَّدًارَسُوْلُ اللهِ وَاَنَّ اْلجَنَّةَ حَقٌّ وَاَنَّ النَّارَ حَقٌّ وَاَنَّ اْلبَعْثَ حَقٌّ وَاَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لاَرَيْبَ فِيْهَا وَاَنَّ اللهَ َيبْعَثُ مَنْ فِى اْلقُبُوْرِ وَاَنَّكَ رَضِيْتَ بِاللهِ رَبًّا وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنَا وَِبمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَبِالقُرْآنِ اِمَامً وَبِالْكَعْبَةِ قِبْلَةً وَبِاْلمُؤْمِنِينَ اِخْوَاناً. رواه الطبر انى فى الكبير

"Ya Abdullah bin Amatillah; ingatlah apa yang kamu keluar atasnya dari dunia ini: Kesaksian bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, dan sesungguhnya Nabi Muhammad adalah utusan Allah, sesungguhnya surga itu benar, neraka itu benar, kebangkitan itu benar dan hari qiyamat pasti datang tidak diragukan lagi, dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan manusia dari kubur dan sesungguhnya engkau telah ridla bahwa Allah sebagai Tuhanmu dan Islam agamamu dan Muhammad Nabimu dan Al-Qur'an panutanmu dan Ka'bah kiblatmu dan orang-orang mu'min saudaramu ". (Hadits diriwayatkan Thobroni).Menurut Imam Nawawi, walaupun hadits ini dha'if, tetapi dikuatkan oleh beberapa hadits lain yang shahih dan firman Allah;
وَذَكِّرْ فَاِءنَّ الذِكْرَ تَنْفَعُ اْلمُؤْمِنِينَ"

Dan berilah peringatan sesungguhnya peringatan itu bermanfa'at bagi orang-orang yang beriman".

Selanjutnya, dapat dilihat juga dalam kitab Nailul Awthar juz. IV, sebagai berikut;

رَوِيَ عَنْ رَاشِدِبْنِ سَعْدٍ وَضَمْرَةَ بْنِ حَبِيْبٍ وَحَكِيْمِ بْنِ عَمِيرٍ قَالُوْااِذَا سَوَى عَلَى اْلمَيِّتِ وَانْصَرَفَ النَّاسَ عَنْهُ كَانُوْا يَسْتَحِبُّوْنَ اَنْ يُقَالَ لِلْمَيِّتِ عِنْدَ قَبْرِهِ يَافُلاَنُ قُلْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَافُلاَنُ رَبِّىَ اللهُ وَدِيْنِ اْلإِسْلاَمُ وَنَبِيّىِ ُمحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رواه سعيد

"Diriwayatkan dari Rasyid bin Sa'ad dan Dlamrah bin Habib dan Hakim bin Umair mereka berkata: Apabila telah diratakan kuburan atas mayyit dan orang-orang telah pergi mereka mensunnahkan untuk dikatakan kepada mayyit di atas kuburnya; Yaa Fulan, katakan! Tidak ada Tuhan kecuali Allah tiga kali; Yaa Fulan, katakan! Tuhanku Allah agamaku Islam, Nabiku Muhammad SAW kemudian pergilah ".Dalam kitab الحاوى للفتاوى juz. II, karya Al-Imam Sayuthi mengungkapkan:

مَارُوِيَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى الله عليه وسلم اَنَّهُ لمَاَّ دُفِنَ وَلَدُهُ اِبْرَاهِيْمُ وَقَفَ عَلَى قَبْرِهِ فَقَالَ يَا بُنَيَّ اْلقَلْبُ َيحْزَنُ وَاْلعَيْنُ تَدْمَعُ
وَلاَ نَقُوْلُ مَايُسْخِطُ الرَّبَّ. اِنَّاِللهِ وَاِنَّا اِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ يَاُبَنَيَّ قُلِ اللهُ رَبِّى وَالإِسْلاَمُ دِيْنِى وَرَسُوْلُ اللهِ أَبِى فَبَكَتِ الصَّحَابَةُ وَبَكَى عُمَرُبْنُ اْلَخطَّابِ بُكَاًء اِرْتَفَعَ لَهُ صَوْ تُهُ فَاْلتَفَتَ النَبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَأَى عُمَرَ يَبْكِى وَالصَّحَابَةُ مَعَهُ فَقَالَ يَاعُمَرُ مَا يُبْكِيْكَ ؟ فَقَالَ يَارَسُوْلَ اللهِ هَذَا وَلَدُكَ وَمَابَلَغَ اْلحُلُمَ وَلاَ جَرَى عَلَيْهِ اْلقَلَمُ وَيَحْتَاجُ اِلىَ مُلَقِّنٍ مِثْلِكَ يُلَقِّنُهُ التَّوْحِيْدَفىِ مِثْلِ هَذَااْلوَقْتِ. قَمَا حَالُ عُمَرَ وَقَدْ بَلَغَ اْلحُلُمَ وَجَرَى عَلَيْهِ اْلقَلَمُ وَلَيْسَ لَهُ مُلَقِّنٌ مِثْلُكَ, اَىُّ شَىْءٍ تَكُوْنُ صُوْرَتُهُ فِى مِثْلِ هَذِهِ اْلحَالَةِ فَبَكَى النَّبِىُّ صَلَّى الله عليه وسلم وَبَكَتِ الصَّحَاَبةُ مَعَهُ وَنَزَلَ جِبْرِيْلُ وَسَأَلَ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ سَبَبَ بُكَاِئِهمْ فَذَكَرَالنَّبِىَّ صَلَّى الله عليه وسلم مَاقَالَهُ عُمَرُ وَمَاوَرَدَ عَلَيْهِمْ مِنْ قَوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَعِدَ جَبْرِيْلُ وَنَزَلَ وَقَالَ رَبُّكَ يُقْرِئُكَ السَّلاَمَ وَيَقُوْلُ يُثَبِّتُ اللهُ اَّلذِيْنَ ءَامَنُوْابِاْلقَوْلِ الثَاِبتِ فىِ اْلحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى اْلآخِرَةِ يُرِيْدُ بِذَلِكَ وَقْتَ اْلمَوْتِ وَعِنْدَ السَّؤَالِ فِى اْلقَبْرِ..

"Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwasannya tatkala putranya Ibrahim telah dikubur, Rasulullah berdiri di atas kuburnya; kemudian beliau bersabda: Wahai anakku, hati berduka cita dan air mata mengalir. Dan kami tidak mengatakan sesuatu yang membuat Allah jadi murka. Sesungguhnya kami dari Allah dan akan kembali kepada Allah. Wahai anakku katakanlah! Allah Tuhanku dan Islam agamaku, dan Rasulullah ayahku, maka menangislah para sahabat dan menangis pula pula sayyidina Umar Ibnul Khattab dengan tangisan yang nyaring, maka menoleh Rasulullah dan melihat Umar menangis bersama para sahabat lainnya, Rasulullah SAW bersabda; ya Umar mengapa engkau menangis? Umar menjawab: Ini putramu belum baligh dan belum ditulis dosanya, masih menghajatkan kepada orang yang mentalqin seperti engkau, yang mentalqin tauhid pada saat seperti ini, maka bagaimana keadaan Umar yang telah baligh dan telah ditulis dosanya tidak mempunyai orang yang akan menalqin seperti engkau, dan apa gambaran yang akan terjadi di dalam keadaan yang seperti itu, maka menangislah Nabi SAW dan para sahabat bersamanya; kemudian Jibril turun dan bertanya kepada Nabi sebab menangisnya mereka, kemudian Nabi menyebutkan apa yang dikatakan Umar dan apa yang datang kepada mereka dari perkataan Nabi SAW. kemudian Jibril naik dan turun kembali serta berkata : Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman: Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang tetap di dunia dan di akherat, yang dimaksud di waktu mati dan di waktu pertanyaan di kubur.
"Kepada yang masih hidup, talqin itu mempunyai mashlahat yang sangat besar, karena dengan mendengarnya mereka dapat mengingat dan menyiapkan diri pada kematian dirinya.

Ahli Surga dan Ciri-Cirinya.

Dari : Lokman Hakim Bin Zainudin
Ahli Surga dan Ciri-Cirinya


Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yangpaling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Surga.Di dalamnya terdapat bejana-bejana dari emas danperak, istana yang megah dengan dihiasi beragampermata, dan berbagai macam kenikmatan lainnya yangtidak pernah terlihat oleh mata, terdengar olehtelinga, dan terbetik di hati.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yangmenggambarkan kenikmatan-kenikmat an Surga.Diantaranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikankepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya adasungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa danbaunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubahrasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezatrasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari maduyang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segalamacam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka samadengan orang yang kekal dalam neraka dan diberiminuman dengan air yang mendidih sehinggamemotong-motong ususnya? ” (QS. Muhammad : 15)

“Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalahyang paling dulu (masuk Surga). Mereka itulah orangyang didekatkan (kepada Allah). Berada dalam Surgakenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yangterdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yangkemudian. Mereka berada di atas dipan yang bertahtakanemas dan permata seraya bertelekan di atasnyaberhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anakmuda yang tetap muda dengan membawa gelas, cerek, dansloki (piala) berisi minuman yang diambil dari airyang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidakpula mabuk dan buah-buahan dari apa yang mereka pilihdan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS.Al Waqiah : 10-21)

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmat antersebut, orang-orang yang beriman kepada AllahTabaraka wa Ta’ala kelak akan mendapatkan pendamping(istri) dari bidadari-bidadari Surga nan rupawan yangbanyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur’an yangmulia, diantaranya :

“Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yangbermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.”(QS. Al Waqiah : 22-23)

“Dan di dalam Surga-Surga itu ada bidadari-bidadariyang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernahdisentuh oleh manusia sebelum mereka(penghuni-penghuni Surga yang menjadi suami mereka)dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

“Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.”(QS. Ar Rahman : 58)

“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka(bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikanmereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebayaumurnya.” (QS. Al Waqiah : 35-37)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menggambarkankeutamaan-keutamaan wanita penduduk Surga dalam sabdabeliau :

“ … seandainya salah seorang wanita penduduk Surgamenengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinariantara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) danakan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah darikerudung wanita Surga yang ada di kepalanya itu lebihbaik daripada dunia dan isinya.” (HR. Bukhari dariAnas bin Malik radliyallahu ‘anhu)
Dalam hadits lain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi WaSallam bersabda :

Sesungguhnya istri-istri penduduk Surga akan memanggilsuami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidakpernah didengarkan oleh seorangpun. Diantara yangdidendangkan oleh mereka : “Kami adalah wanita-wanitapilihan yang terbaik. Istri-istri kaum yang termulia.Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan.” Danmereka juga mendendangkan : “Kami adalah wanita-wanitayang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanitayang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanitayang tinggal, tidak akan pergi.” (Shahih Al Jami’nomor 1557)

Apakah Ciri-Ciri Wanita Surga

Apakah hanya orang-orang beriman dari kalanganlaki-laki dan bidadari-bidadari saja yang menjadipenduduk Surga? Bagaimana dengan istri-istri kaumMukminin di dunia, wanita-wanita penduduk bumi?

Istri-istri kaum Mukminin yang beriman kepada Allahdan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendampingsuaminya kelak di Surga dan akan memperoleh kenikmatanyang sama dengan yang diperoleh penduduk Surgalainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama didunia.

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahliSurga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanitayang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruhciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang diamiliki. Diantara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

1. Bertakwa.

2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat- Nya,Kitab-Kitab- Nya, Rasul-Rasul- Nya, hari kiamat, danberiman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.

3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembahkecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hambadan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat,berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yangmampu.

4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akanmelihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, diamengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkalkepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takutterhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah,bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segalatakdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatanyang diberikan kepadanya.

6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya,berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersamabanyak orang dan berdoa kepada Allah semata.

7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar padakeluarga dan masyarakat.

8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim,fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baikterhadap hewan ternak yang dia miliki.

9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yangmemutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberiankepada dirinya, dan memaafkan orang yangmendhaliminya.

10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaansempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.

11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adilterhadap seluruh makhluk.

12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsudan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).

13. Menepati janji dan amanah yang diberikankepadanya.

14. Berbakti kepada kedua orang tua.

15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya,sahabat terdekat dan terjauh.

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Surga yangkami sadur dari kitab Majmu’ Fatawa karya SyaikhulIslam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciritersebut bukan merupakan suatu batasan tetapiciri-ciri wanita Ahli Surga seluruhnya masuk dalamkerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’alaberfirman :

“ … dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya,niscaya Allah memasukkannya ke dalam Surga yangmengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekaldi dalamnya dan itulah kemenangan yang besar.” (QS. AnNisa’ : 13).

Wallahu A’lam Bis Shawab.

Penulis: Azhari Asri dan Redaksi [MUSLIMAHXVII/1418/1997. ]
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita semuauntuk amal yang dicintai dan diridhai-Nya. Shalawatdan salam semoga juga dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Álaihi Wasallam, segenap keluarga dan para sahabatnya.

Pecahan / Pembahagian Ilmu-ilmu dalam Islam.

Dari : Lokman Hakim Bin Zainudin
TINGKATAN ILMU

Ketahuilah bahawa ilmu terbahagi kepada dua bahagian utama iaiitu:1- Ilmu Syari'i2- Ilmu 'Aqli
Ilmu-ilmu Syari'iah adalah bersifat 'Aqliah bagi orang yang mengetahuinya dan kebanyakan Ilmu-ilmu 'Aqliah adalah bersifat Syari'iah bagi orang yang mengenalinya. [Kenyataan di atas jika difahami ianya adalah untuk menunjukkan hubungan yang erat antara ilmu-ilmu Syari'iah dan ilmu 'Aqliah sebagaimana yang akan dinyatakan seterusnya.]

Firman Allah yang bermaksud;"Dan sesiapa yang Allah tidak kurniakan nur kepadanya, nescaya tidak ada baginya nur."(Surah Al-Nur : 40)

Bahagian Pertama (Ilmu Syari'ah) Ilmu Syari'ah terbahagi kepada dua macam iaitu:

A. ILMU USUL(Umbi). B. ILMU FURU'

A. IlMU USUL Ilmu Usul (Umbi) ini terbahagi pula kepada tiga jenis iaitu;

1. Ilmu Tauhid. Ilmu ini membicarakan tentang zat Allah Taala, Sifat-sifatnya yang Qadimiah(Sediakala) Sifat-sifatnya yang Fi'liah(berupa perbuatan) dan Sifat-sifatnya yang Zaatiah(berupa Zat) yang berbagai-bagai nama menurut nama-nama sebagaimana yang tersebut.* Ia membicarakan tentang Nabi-nabi dan Imam-imam selepas mereka dan sahabat. Juga membicarakan tentang mati dan hidup,* membicarakan tentang Qiyamat, kebangkitan, perhimpunan di padang Masyar, kiraan amalan dan kelihatan Allah Taala.

Ahli-ahli fikir dalam ilmu ini berpegang pada:* mula-mula sekali dengan ayat-ayat Al-Quran* kemudian dengan hadis-hadis Rasulullah SAW.* kemudian dengan dalil-dalil 'Aqliah dan bukti-bukti

Qiyasiah(Syllogism yang menjadi matlamat tertinggi dalam ilmu mantik atau lojik)Mereka mempergunakan bahan-bahan qias perdebatan dan 'Anadi' (qias Pertentangan) dan hujungan-hujungan kedua-duanya yang diambil dari Logik(Mantik) Falsafah dan mereka meletakkan perkataan bukan pada tempatnya. Mereka mempergunakan istilah-istilah* Jauhar,* A'radh * Dalil* Nazor(tilik) * Istidlal dan* Hujah sedangkan berlainan makna tiap-tiap istilah ini bagi tiap-tiap golongan. Ahli-ahli Tasauf maksudkan suatu yang lain manakala ahli-ahli Ilmu Kalam maksudkan suatu yang lain pula. begitulah seterusnya. Risalah ini tidaklah bermaksud untuk mentahkidkan makna tiap-tiap perkataan itu menurut pendapat tiap-tiap golongan. Oleh itu kita tidak akan bincangkan di sini. Ahli-ahli fikir dalam usul dan ilmu tauhid yang mengambil bahagian khas ( dalam mengemukakan dan mempertahankan ilmu mereka) dengan "Kalam" atau "Kata-Kata" digelarkan "Mutakallimun" (ahli-ahli ilmu kalam). Oleh sebab ini ilmu tauhid terkenal juga dengan gelaran "ILMU KALAM".

2. Ilmu Tafsir. Al-Quran adalah sesuatu yang paling agung dan paling penting dalam agama. Di dalam Al Quran terdapat kemusykilan yang tidak dapat diselesaikan oleh akal tiap-tiap orang selain dari orang yang dikurniakan oleh Allah Taala untuk memahami kitabnya. Dalam hal ini Rasulullah ada bersabda yang bermaksud: "Tiap-tiap ayat Al Quran itu ada sahaja zahir dan batin dan batinnya itu mempunyai tujuh lapisan pula"Dalam suatu riwayat yang lain dinyatakan sebagai mempunyai sembilan batinnya. Rasulullah bersabda lagi dengan maksudnya: "Tiap-tiap huruf dari huruf-huruf Al-Quran mempunyai had. Maksudmya sama dengan 'Nihayah' yang bermaksud batas) dan tiap-tiap had mempunyai Mutholi'(tempat tinggi untuk meninjau). Allah Taala telah memberitakan dalam Al-Quran mengenai seluruh ilmu, segala maujudah yang nyata dan yang tersembunyi, yang kecil dan yang besar, yang dapat dirasa dan yang dapat difahami oleh akal. Ini ditunjukkan oleh firmannya yang bermaksud:

Dan tidak(gugur) biji yang basah dan tidak kering melainkan terdapat dalam Kitab yang nyata. (Surah Al-An'am, ayat 59).Allah berfirman lagi yang bermaksud: "Supaya mereka perhatikan ayat-ayatnya dan supaya ingat orang-orang yang mempunyai fikiran". (Surah Al-Shod, ayat 29). Bila Al-Quran itu suatu yang paling agung, ahli-ahli tafsir manakah yang dapat keluar dari ikatannya???.Ya!!! tiap-tiap dari ahli tafsir hanya dapat menghuraikan Al-Quran menurut tenaga sahaja, menerangkannya sekadar kekuatan akalnya dan menurut kadar isi ilmunya. Dengan kebolehan-kebolehan yang terbatas ini sekalian ahli tafsir itu berkata-kata sedangkan sebenarnya mereka tidak patut berkata bahawa dalam ilmu Al-Quran itu terkandung Ilmu Usul dan Ilmu Furu', Ilmu Syarie' dan Ilmu 'Aqli.Meskipun begitu ahli tafsir mestilah memandang Al-Quran dari segi bahasa, dari segi perumpaannya, dari segi susunan pengucapan, dari segi tingkat-tingkat nahu, dari segi 'adat Arab, dari segi pendapat hukamah-hukamah, dari segi perkataan ahli tasauf hingga dapat mendekatkan tafsirnya kepada tahkiq. Andainya tafsir itu cuma terbatas setakat suatu segi sahaja dan hanya memberikan keterangan menerusi suatu kepandaian sahaja, tidaklah keterangan itu memuaskan hati dan masih memberi peluang kepada hujah dan alasan dari orang lain untuk menentangnya.

3. Ilmu Akhbar(Hadis-hadis) Bahawa Nabi SAW adalah orang Arab dan A'jam yang paling fasih, ia adalah guru yang diwahyukan kepadanya dari Allah Taala, akalnya adalah meliputi seluruh Alam Atas dan Alam Bawah, tiap-tiap perkataannya , malah tiap-tiap ucapannya terdapat disebaliknya lautan rahsia dan perbendaharaan teka-teki .Maka mengetahui Akhbarnya dan mengenali hadisnya adalah suatu soal yang besar dan suatu kerja yang hebat, sesiapa pun tidak berkuasa untuk menyelami ilmu perkataan Nabawi melainkan dengan cara ia membetulkan diri menuruti perintah-perintah Nabi SAW dan menghilangkan kebengkok-bengkokkan dari Qalbunya dengan pedoman syarak Nabi SAW.Sesiapa yang ingin memperkatakan tafsir Quran dan Takwil Akhbar(Hadis) dan ingin supaya tepat kata-katanya, orang itu pada mula-mula sekali mesti menguasai Ilmu Bahasa, mendalami Ilmu Nahu dan mempunyai pengetahuan yang dalam bidang 'Irab(perubahan baris-baris akhir kalimah kerana faktor-faktor mendatang menurut Ilmu Nahu)dan pandai dalam berbagai-bagai Tasrik (kepandaian mengubah sesuatu kalimah yang asal menjadi bermacam-macam bentuk untuk pengertian-pengertian yang dikehendaki oleh seseorang), Ini adalah kerana Ilmu Bahasa adalah tangga untuk mendaki kepada seluruh ilmu. Sesiapa yang ingin naik ke atas satoh rumah, lebih dulu ia perlu menyediakan tangga, kemudian baru mendaki, Ilmu Bahasa adalah jalan yang penting dan tangga yang besar ertinya. Seorang penuntut ilmu tiada dapat memisahkan dia dari hukum-hukum bahasa. Oleh itu Ilmu Bahasa adalah asal segala asal. Yang mula-mula mesti diketahui dalam bahasa ialah mengenai bahan-bahan yang sama tarafnya dengan perkataannya sepatah demi sepatah kemudian mengetahui kata-kata perbuatan seperti kata-kata yang terdiri dari tiga huruf dan empat huruf dan lain-lainnya.

Seorang Ahli Bahasa mesti pula mengetahui syair-syair Arab, dan yang paling penting serta paling rapi ialah syair-syair jahiliah, kerana ia mengasahkan fikiran dan memperhaluskan jiwa. Selepas syair-syair, bahan-bahan (dari perkataan) dan nama-nama itu mesti menguasai ilmu nahu, kerana ia untuk ilmu bahasa serupa dengan timbangan dacing untuk emas dan perak, Manthiq untuk Ilmu Falsafah 'Arudh (Ilmu timbangan syair atau Ilmu Persajakan) untuk syair. Lengan untuk baju dan sukatan untuk biji-bijian. Tiap-tiap suatu tiada ditimbang dengan timbangan yang tiada jelas padanya hakikat pertambahan dan pengurangan. Oleh itu Ilmu Bahasa adalah jalan menuju kepada Ilmu Tafsir dan Akhbar(Hadis). Ilmu Al-Quran dan Akhbar adalah dalil bagi ilmu tauhid, manakala tauhid adalah ilmu yang hanya dengan dia sahaja baru terselamat para hamba dan dengannya mereka terlepas dari ketakutan hari kebangkitan kembali. Inilah Ilmu Usul secara perincian.

B. Ilmu Furu' (Ilmu Cawangan).

Sesuatu ilmu itu boleh berupa 'Alami atau 'Amali. Ilmu Usul adalah ilmu yang berupa Ilmu 'Alami manakala Ilmu Furu' adalah ilmu yang berupa 'Amali.
Ilmu Amali ini mengandungi tiga hak : 1. Hak Allah Taala : Ini adalah mengenai bahagian-bahagian ibadat seperti bersuci, sembahyang, zakat, haji, jihad zikir, perayaan-perayaan (Al-'Ayaad dengan makna pertama perayaan agama dan makna kedua pengulangan-pengulangan maksudnya Tajali-tajali yang berulang-ulang atas Qalbu dengan cara mengulangi amalan-amalan) perhimpunan (Jama'ah ), dan lain-lain amalan sunat dan fardhu.

2. Hak para hamba Ini adalah mengenai bahagian-bahagian 'Aadat (kemasyarakatan) yang terbahagi kepada dua bidang: * Mu'amalah (Pergaulan) seperti jual beli, syarikat, pemberian(Al-Hibah), pemberian pinjam dan hutang, Qishos dan segala bahagian Diyat(denda berupa wang dari kesalahan pembunuhan atau pencederaan).* Mu'aakodah(Perjanjian) seperti nikah, tholak, pembebasan hamba, perhambaan, pembahagian pesaka dan segala hujungannya. Dua bahagian yang tersebut di atas ini dinamakan 'FEKAH'. Ilmu Fekah adalah ilmu yang mulia, berfaedah, mengenai semua(manusia) lagi perlu. Tidak terlepas manusia daripadanya kerana keperluannya kepadanya adalah umum.

3. Hak Jiwa. Hak jiwa ialah sesuatu yang berkaitan dengan Ilmu Akhlak. Akhlak itu kalau tercela wajib disingkirkan dan dibuang. Jika terpuji, wajib dipakai sebagai perhiasan segala jiwa. Akhlak yang tercela dan sifat-sifat yang terpuji memang terkenal dalam Kitab Allah dan hadis-hadis Rasulullah SAW. Sesiapa yang berakhlak dengan salah satu daripada sifat-sifat yang terpuji itu, ia akan masuk syurga. Bahagian Yang Kedua (Ilmu 'Aqli) Ilmu 'Aqli atau ilmu yang berproblem lagi musykil. Ilmu yang boleh berlaku SALAH atau BETUL. Ia terletak pada tiga tingkat iaitu:Tingkat Pertama Tingkat mula-mula, Ilmu Matematik dan Ilmu Logik(Manthiq). Dari Ilmu Matematik lahir Ilmu Hisab yang membicarakan tentang angka-angka, geometri (ilmu ukuran-ukuran dan bentuk-bentuk), Ilmu Astronomi(berhubung dengan falak, bintang-bintang, kawasan-kawasan bumi dan apa-apa yang berhubungan dengannya). Terbit dari Ilmu Astronomi ini sebagai cawangannya ialah Ilmu Astrologi(Ilmu Nujum dan hukum-hukum dan Horoskop). Dari Ilmu Matematik itu lahir pula ilmu-ilmu muzik yang membicarakan tentang nisbah tali-tali alat bunyi. Ada pun ilmu logik adalah membicarakan tentang cara menentukan had (Al-Had ) dan Resam (Al-Resam) dalam sesuatu yang dapat dicapai dengan konsep (Tasawwur). Juga ia meninjau dari cara qias ( Al-Qias ) dan bukti ( Al-Burhan ) dalam ilmu-ilmu yang dicapai dengan pengakuan (Al-Tasdiq). Ilmu Logik berpusing di sekitar kaedah ini.

* Bermula dari kata-kata tunggal,* kemudian kata-kata bersusun,* kemudian khasiat-khasiat* kemudian qias* kemudian bahagian-bahagian qias* kemudian matlamat bukti(Mutholib Al-Burhan). Inilah dia penghabisan Ilmu Logik. Tingkat Kedua Tingkat tengah ini ialah Ilmu Tabie. Ilmu Tabie ini ialah suatu ilmu yang membicarakan tentang:* Jisim Mutlak(Jisim semata-mata jisim yang terdiri dari benda dan rupa tanpa ikatan dengan mana-mana ruang. Di sini dibicarakan tentang pembahagian-pembahagian jisim, gerak, perubahan dan apa yang berhubung dengan gerak itu seperti zaman, ruang dan kosong) dan* Rukun-rukun Alam (membicarakan tentang langit-langit dan empat anasir yang berada daripada bahagian bawah falak bulan, tabiat-tabiat anasir itu dan lain-lain),* Jauhar-jauhar dan 'Aradh,* Gerak dan Diam, tentang Hal Ehwal Langit,* Sesuatu Yang Berupa Tindakan dan Kesan Tindakan. Dari ilmu ini, lahir perbicaraan tentang:* Hal-ehwal Tingkat-tingkat Maujudah,* Bahagian-bahagian Jiwa* Mizraj dan* Kualiti Deria dan

* Cara Pencapaiannya Terhadap Sesuatu Yang Dapat Dicapainya. Kemudian membawa kepada perbicaraan tentang ilmu kedoktoran iaitu ilmu mengenai badan-badan, penyakit-penyakit, ubat-ubat, pengubatan dan apa yang berhubung dengannya. Di antara cawangan Ilmu Tobie ialah* Ilmu Kesan-kesan Atas* Ilmu Benda-benda Galian* Pengetahuan Khasiat Benda dan berakhir pada

* Ilmu Perusahaan Kimia iaitu pengubatan jasad-jasad yang sakit pada bahagian-bahagian dalam benda-benda galian. Tingkat Ketiga. Ini adalah tingkat tertinggi yang membicarakan tentang* MAUJUD kemudian* membahagikan kepada "WAJIB" (tiap-tiap apa yang wujudnya dari zatnya sendiri bukan dari yang lain. Wujud yang begini keadaannya ialah wujud Allah, sebab inilah diistilahkan dengan "WAJIBAL WUJUD" ertinya "Yang Wajib Ada") dan * "MUMKIN" (tiap-tiap yang wujudnya bukan dengan zatnya sendiri, malah bergantung dengan zat yang lain. Kalau tidak ada zat yang lain ini, maka ia tidak. Wujudnya yang begini keadaannya adalah wujudnya makhluk. Sebab itulah makhluk diistilahkan dengan "MUMKINAL WUJUD" ertinya "Yang Mungkin Ada"). kemudian* membicarakan tentang Penciptanya dan ZatNya* segala sifat-sifatNya,* perbuatan-perbuatanNya,* perintah-perintahNya,* hukum dan qadaNya serta* susunan kelahiran maujudah daripadaNya, kemudian

o membicarakan tentang sesuatu yang tinggi(Al-'Uluyah)o Jauhar-jauhar Mufrad,o Akal-akal Abstrak, dano Jiwa Yang Sempurna kemudiao membicarakan tentang malaikat-malaikat dan syaitan-syaitano dan berakhir dengan Ilmu Nubuwaho soal-soal mukjizat dan o hal-ehwal keramat, dan kemudiannyao membicarakan hal-ehwal Jiwa-jiwa Suci,o hal-hal tidur dan sedar dan maqam-maqam mimpi.

Di antara cawangan-cawangannya ialah* Ilmu Tillasmaat (Ilmu membuat tangkal atau azimat) dan* Ziijaat (ilmu yang membicarakan tentang kedudukan falaniah-falaniah) dan + apa yang berhubungan dengannya. JIWA DAN ROH
Ketahuilah bahawa Allah Taala menjadikan manusia ini terdiri daripada dua suatu yang berbeza iaitu:

* Jisim yang gelap, tebal, termasuk di bawah kejadian dan kebinasaan (Al-Kun Wal-Fasad) yang tersusun, bersifat ketanahan yang tidak dapat melaksanakan urusannya melainkan dengan yang lain. * Jiwa Jauhari yang tunggal yang bercahaya, mencapai, bertindak lagi menggerakkan dan menyempurnakan alat-alat (alat-alat dalam badan manusia baik yang bersifat ruhaniah seperti Ruh Haiwani, Ruh Tobie dan lain-lain atau bersifat jasmaniah seperti otak dan bahagian-bahagiannya dan lain-lainnya. Allah Taala menyusun jasad-jasad dari bahagian-bahagian makanan dan menjaganya dengan bahagian-bahagian zat makanan yang lebur menyerap ke dalam jasad, menyediakan asas, menyempurnakan anggota-anggota penting, menentukan anggota-anggota kaki dan tangan dan melahirkan jauhar jiwa dari urusan yang tunggal, sempurna menyempurna lagi memberi faedah. Bukanlah saya(Imam Ghazali) maksudkan 'jiwa' itu kekuatan untuk mendapatkan makanan;

* bukan kekuatan yang menggerakkan syahwat (Al-Nafsu) dan kemarahan; * bukan kekuatan yang berada dalam jantung(Al-Kolbu) yang melahirkan hidup, menimbulkan rasa dan gerak dari jantung kepada seluruh anggota, kerana kekutan ini dinamakan 'Ruh Haiwani'. Rasa, gerak, syahwat adalah dari tentera Ruh Haiwani ini. Kekuatan mendapatkan makanan yang berada dan menguruskan dalam hati(Al-Kabad) dinamakan 'Ruh Tobie.' Pencernaan dan penolakan adalah daripada sifat-sifatnya. Kekuatan merupa, melahir, menyubur dan lain-lain kekuatan tobie semuanya menjadi khadam-khadam bagi jasad dan jasad pula adalah khadam kepada Ruh Haiwani, kerana jasad menerima kekuatan-kekuatan dari Ruh Haiwani dan bekerja menurut geraknya. Sebenarnya yang saya maksudkan dengan 'JIWA' itu ialah JAUHAR
YANG SEMPURNA LAGI TUNGGAL (Al-Jauhar Al-Kamil Al-Mufrad) yang kerjanya hanya * mengingat * menghafaz * memikir membeza dan * mengamat-amati; juga * menerima segala ilmu dan * tidak jemu-jemu menerima rupa-rupa abstrak yang bersih dari benda. Jauhar ini adalah ketua segala ruh dan raja. Segala kekuatan semuanya berkhidmat kepada jauhar ini dan menjunjung perintahnya. Jauhar ini tidak lain tidak bukan dari JIWA BERAKAL (Al-Nafs An-Naathokoh) yang diberikan berbagai-bagai nama. Para ahli falsafah menamakan jauhar ini sebagai JIWA BERAKAL(Al-Naf An-Naathokah).Al-Quran menamakannya sebagai JIWA YANG TENANG(Al-Nafsul Mutomainnah). Al-Quran juga menamakannya sebagai RUH URUSAN (Al-Ruh Al-Amri). Ahli Tasauf menamakannya sebagai QALBU(Al-Qalbi). Perbezaan cuma pada segi nama-nama sahaja tetapi ertinya satu, tidak ada perselisihan. Oleh itu 'QALBU' dan 'RUH' pada kita juga 'YANG TENANG' semua nama-nama itu adalah bagi 'JIWA BERAKAL' (Al-Nafs Al-Naathokoh).

Jiwa berakal ialah 'Jauhar yang Hidup', 'aktif', lagi mencapai kalau disebut Ruh Mutlak atau Qalbu. Maksudnya ialah jauhar ini juga. Ahli-ahli Tasauf menamakan 'Ruh Haiwani' pula dengan nafsu. Syarak juga memberikan pengertian yang sama sebagaimana sabda Rasulullah S.A.W. yang bermaksud: "Musuh engkau yang paling ketat ialah nafsu engkau". Baginda bersabda lagi dengan maksud: "Nafsu engkau ialah yang terletak di antara dua pihak". Perkataan nafsu yang dimaksudkan oleh syarak di sini ialah kekuatan 'syahwaaniah' dan kemarahan kerana kedua-duanya muncul dari jantung yang terletak di antara dua pihak(dari tubuh manusia). Bila kamu telah faham dan mengetahui perbezaan nama-nama itu ternyatalah bahawa para pengkaji memberikan nama yang bermacam-macam terhadap Jauhar yang bernilai ini dan mengemukakan pendapat-pendapat yang berbeza. Para ahli Ilmu Kalam yang pandai dalam debat menganggap jiwa itu sebagai suatu jisim dan menyatakan bahawa ia adalah jisim yang halus sebagai tantangan bagi jisim yang tebal ini. Mereka hanya melihat perbezaan di antara ruh dan jasad dari segi kehalusan dan ketebalan sahaja. Sebahagian dari mereka menganggap ruh sebagi 'aradh. Sebahagian daripada ahli-ahli kedoktoran cenderung ke arah pendapat ini. Ada pula yang menganggap darah sebagai ruh. Mereka semua merasa puas hati dengan pendapat mereka kerana dipengaruhi oleh kecantikkan pandangan dan mereka 'TIDAK BERUSAHA' mencari bahagian ketiga sedangkan sebenarnya ada tiga bahagi iaitu Jisim, Aradh dan 'Al-Jauhar-Al-Mufrad'. Ruh Haiwani ialah jisim yang halus seolah-olah lampu bernyala terletak dalam kaca jantung. Jantung yang dimaksudkan di sini ialah rangka sanubari yang tergantung pada dada manusia.

Hidup adalah lampu tersebut,* Darah ialah minyaknya, * Rasa dan gerak merupakan nurnya,* Syhwat ialah kepanasannya,* Kemarahan ialah wapnya, * Kekuatan mencari makanan yang berada di dalam hati

Ruh ini terdapat pada segala binatang. Ruh ini tidak menerima ilmu dan tidak mengetahi soal yang berhubung dengan alam dan tidak mengetahui hak-hak Pencipta Alam. Ia hanya merupakan khadam yang terikat. Ia mati bersama dengan matinya badan. Jika bertambah darah, padam lampu itu kerana bertambah kepanasan dan sebaliknya jika berkurangan darah, ia akan padam juga kerana bertambah kesejukan. Padamnya menjadi sebab bagi matinya badan. Tidak ada 'khitob Tuhan' iaitu (perkataan-perkataan Tuhan yang lazim yang dihadapkan kepada orang-orang mukallaf berhubung dengan perbuatan-perbuatan mereka) dan tidak ada 'takhlif' (pemikul tanggungjawab yang diamanahkan dari Allah melalui hukum syarak yang lima) tuan punya syarak terhadap ruh ini. Kerana inilah segala binatang tidak termasuk ke dalam makhluk-makluk yang menerima 'khitob' dengan hukum-hukum syarak.

Manusia sebenarnya 'ditakhlif' dan 'dikhitob' kerana suatu makna yang lain terdapat padanya sebagai suatu tambahan yang dikhaskan untuknya. Maknanya ialah pada manusia ada 'JIWA YANG BERAKAL' (Al-Nafs-An-Naatokoh), 'RUH URUSAN'(Ruhul-Amri) dan 'JIWA YANG TENANG'(Al-Nafsul Muthomainnah). Ruh ini bukanlah jisim dan bukanlah 'aradh', kerana ia datang dari urusan Allah Taala sebagaimana firmannya yang bermaksud:

'Katakanlah hai Muhammad bahawa Ruh itu adalah urusan Tuhanku. (Surah Al-Israk ayat 85) Allah berfirman lagi yang bermaksud: 'Hai Jiwa yang Tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan keadaan redho dan diredhoi." (Surah Al-Tahrim ayat 12) Urusan Allah bukanlah berupa jisim dan bukan pula 'aradh', malahan ia adalah suatu kekuatan 'ILAHIYAH' seperti 'AKAL YANG PERTAMA' (Al-'Aklul-Awal), Luh dan Qalam. Kekuatan Ilahiyah adalah Jauhar-Jauhar Tunggal yang bukan dari benda, malah ia merupakan sinar-sinar abstrak yang dapat difahami oleh akal (Ma'quulah). Bukan boleh dirasa.

Apa yang kita sebut sebagai ruh dan Qalbu adalah dari Jauhar-Jauhar itu. * tidak rosak * tidak layu * tidak binasa * tidak mati bahkan; * ia terpisah dari badan dan menantikan perkembaliaan pada hari kiamat Tingkat-tingkat Jiwa Dalam Mendapatkan Ilmu Ketahuilah bahawa ilmu-ilmu adalah terhunjam dalam seluruh jiwa manusia dan semuanya sesuai untuk menerima seluruh ilmu. Kalau suatu jiwa itu terluput dari mendapat habuannya, tidak lain hanya kerana suatu sebab yang mendatang, menimpa ke atasnya dari luar. Sebagaimana sabda Nabi SAW. yang bermaksud:

"Dijadikan manusia dalam keadaan suci, kemudian dirosakkan mereka oleh syaitan-syaitan". dan sabdanya lagi yang bermaksud:

"Tiap-tiap yang dilahirkan adalah dilahirkan dalam keadaan semulajadi". Jiwa berakal(Al-Nafsul Naathoqah) manusia memang layak untuk menerima pencaran jiwa keseluruhan(Al-Nafsul Kulliyah) di atasnya dan bersedia untuk menerima gambaran-gambaran yang dapat difahami oleh aqal(Ma'quulah) dengan kekuatan kesucian aslinya dan kemurniaannya yang asal. Tetapi sebahagiannya menderita sakit dalam dalam dunia ini diserang oleh berbagai penyakit yang menyebabkan tiada dapat mencapai hakikat-hakikat, manakala sebahagiannya masih dalam keadaan kesihatan yang asal tanpa sakit dan rosak dan sentiasa bersedia(untuk menerima ilmu) selagi masih hidup.

Jiwa-jiwa yang sihat ialah jiwa-jiwa Kenabian(Al-Nufus Al-Nubuwiyah) yang bersedia untuk menerima wahyu dan bantuan(pertolongann atau penguatan dari Allah), berkuasa untuk melaksanakan penyelongkaran dalam Ilmu kejadian dan kebinasaan, kerana jiwa-jiwa itu adalah kekal dalam kesihatan aslinya dan tidak berubah Mazrajnya oleh bencana penyakit. Oleh itu Ambiya' adalah menjadi para doktor-doktor jiwa dan menjadi para penyeru makhluq supaya menyucikan semulajadi mereka.

Ada pun jiwa-jiwa yang sakit dalam dunia yang hina ini terdiri dari beberapa tingkat:
1. Jiwa-jiwa yang sedikit sahaja dikesani oleh penyakit yang menimpa dan sedikit sahaja awan kelupaan menyeliputi lintasan-lintasan fikiran mereka. Mereka berusaha dalam pengajian dan mencari kesihatan asli. Dengan ini hilanglah penyakit mereka dengan pengubatan yang mudah. Tersingkaplah awan kelupaan mereka dengan hanya sedikit pengajian sahaja.
2. Jiwa-jiwa yang belajar sepanjang usia dan berusaha dalam pengajian itu. Mereka mencari kesihatan asli, maka hilanglah penyakit itu dengan pengubatan yang mudah dan tersingkaplah awan kelupaan mereka dengan hanya sedikit pengingatan.

3. Jiwa-jiwa yang belajar sepanjang usia, berusaha mendapatkan ilmu dan membetulkan dalam seluruh zaman mereka, sedangkan mereka tidak faham sedikit pun kerana rosak mazraj mereka, sebab mazraj ini bila rosak tidak akan dapat diubati lagi.
4. Jiwa yang mengingat dan lupa, cuba melatihkan diri (dengan beramal untuk mengembalikan ingatan itu) tetapi tiada berdaya. Mereka hanya mendapat Nur yang sedikit dan pancaran yang malap. Perbezaan-perbezaan ini timbul dari pengarahan jiwa-jiwa itu terhadap dunia dan tenggelam di dalam dunia ini menurut kuat dan lemahnya seperti orang sihat bila ia sakit dan orang sakit bila ia sihat. Bila masalah ini telah terurai, akan timbullah jiwa-jiwa itu dengan Ilmu Laduni dan akan mengetahui bahawa mereka memang Alim(mengetahui) pada awal semula jadinya dan murni pada permulaan ciptaannya. Sedangkan mereka menjadi jahil itu adalah kerana sakit yang dideritai ketika bersama dengan jasad yang tebal ini dan ketika tinggal dalam rumah yang kotor dan tempat yanng gelap.

Bahawa jiwa-jiwa itu belajar untuk mendapatkan ilmu yang tidak ada, bukanlah menciptakan aqal yang luput, malah belajar itu adalah merupakan usaha jiwa-jiwa tersebut untuk mengembalikan ilmu asal lagi instintif(berdasarkan naluri bukan dihasilkan oleh taakulan atau ajaran) dan menghilangkan penyakit yang timbul dari pengarahan jiwa-jiwa itu kepada kekotoran jasad dan segala yang berhubung dengan kepentingan jasad.

Seorang bapa yang pengasih lagi penyayang kepada anaknya, bila ia mengarahkan perhatiannya kepada soal menjaga anak sahaja, ia akan lupa segala urusan yang lain dan masanya penuh dengan soal membicarakan anak sahaja. Begitu juga jiwa, kerana terlampau memperhitungkan kepentingan kerangka(jasad) ini dan tenggelam di dalam lautan tabiat dengan sebab lemah dan pengasingannya. Ia memerlukan pelajaran sepanjang usianya untuk mengingatkan kembali apa yang telah dilupakan dan untuk mendapatkan semula apa yang telah luput. Pengajian ini tidak lain dari hanya pengembalian jiwa kepada jauharnya dan pencungkilan apa yang berada dalam hati nurani kepada tindakan untuk menyempurnakan zatnya dan mencapai kebahagiannya.

Bila suatu jiwa telah lemah dan tidak dapat kembali kepada hakikat Jauhariahnya, hendaklah ia berguru pada seorang yang pengasih lagi Alim dan memohon pertolongan daripadanya supaya ia menolong dalam mencapai cita-citanya, seperti seorang sakit yang tidak tahu cara mengubati penyakitnya sedangkan ia berusaha menyembuhkannya. Ia terus menemui doktor yang pengasih, menerangkan hal dirinya dan meminta supaya mengubatinya. Kita pernah menyaksikan seorang Alim menderita suatu penyakit yang tertentu seperti sakit kepala dan dada, menyebabkan lari ilmu dari jiwanya. Ia lupakan segala maklumatnya dann ingatannya terhadap segala apa yang didapatinya dulu menjadi keliru dan tertutup. Bila ia sihat kembali, hilanglah lupanya itu dan kembalilah jiwa mengingati maklumatnya, lalu teringatlah semula apa yang telah dilupainya semasa sakit. Dari sini kita dapat mengetahui bahawa ilmu-ilmu itu tidaklah binasa, sebenarnya ia dilupakan.

Perbezaan antara "Mahwun" ertinya "sapu" dan "Nasyan" ertinya "lupa" ialah sapu itu ertinya binasa ukiran-ukiran dan tulisan-tulisan, manakala lupa ialah kekeliruan di antara ukiran-ukiran dan tulisan-tulisan itu. Seperti awan yang mendung atau awan yang menutup sinar matahari dari pandangan orang bukan seperti jatuh matahari yang ertinya perpindahan matahari dari atas bumi menuju ke bawah bumi. Perhatian penuh jiwa dalam pengajian bermakna menghilangkan penyakit dari jauhar jiwa supaya ia kembali kepada apa yang telah diketahui pada awal-awal semulajadi dan telah dikenalinya pada awal kesuciannya. Bila anda telah mengetahui sebab dan maksud pengajian dan hakikat jiwa dan jauharnya, maka ketahuilah bahawa jiwa yang sakit adalah memerlukan pengajian dan pengorbanan usia dalam mendapatkan ilmu-ilmu. Ada pun jiwa yang kurang sakit dan sedikit sahaja penyakitnya, kecil merbahayanya, tipis awan mendungnya, sedangkan mazrajnya sihat; maka ia tidak memerlukan penambahan pengajian dan kepenatan yang lanjut.

Malah dengan sedikit Nazhor(Tilik) dan fikir sudah cukup untuk memulihkan kembali asalnya, sampai kepada permulaan dan hakikatnya, melihat rahsia-rahsia jiwa dan mencungkil apa yang ada di dalam dari kekuatan kepada tindakan serta menjadikan apa yang tersembunyi di dalamnya sebagai pakaian untuknya. Dengan ini lengkaplah dia dan sempurnalah keadaannya. Ia mengetahui banyak perkara dalam waktu yang singkat dan menggambarkan maklumat dengan teratur baik.

Ia menjadi Alim(mengetahui), sempurna lagi dicekapi (Mutakallimah: maksudnya dicapai dari sebelah hijab atau dengan kata lain, mendengar suara dari Alam Hakikat atau Alam Ketuhanan tingkat Wahidiah atau Al-Aqlul Kulli yang memberikan ajaran-ajaran). Ia mengambil cahaya dari pengarahan terhadap Jiwa-Jiwa keseluruhan (Al-Nafsul Kuliyyah) dan Jiwa-Jiwa Keseluruhan ini pula melimpahkan cahayanya ke atas Jiwa Bahagian (Al-Nafsul Juz'ie). Kedua-dua jiwa ini hampir serupa keadaan dipandang dari segi kerinduan kepada asal. Ia(jiwa-jiwa yang kurang sakit) memutuskan urat-urat dengki dan umbi dendam dan meninggalkan keutamaan dan perhiasan-perhiasan dunia. Bila jiwa-jiwa telah sampai kepada tingkat ini, sesungguhnya ia telah mengetahui, selamat dan berjaya. Inilah yang dikehendaki untuk semua orang

Imam Ghazali memberikan perhatian yang khas kepada cara Ilham. Inilah yang menjadi tujuannya dalam kitab Al-Risaalatulli Duniyyah ini; iaitu cara-cara yang masih dibuka pintunya oleh Allah Taala untuk manusia mengambil ilmuNya iaitu Ilmu Laduni. Tetapi sebelum daripada menerangkan cara-cara mendapatkan ilmu dengan Ilham itu, Imam Ghazali telah menerangkan terlebih dahulu tingkat-tingkat jiwa untuk menentukan jiwa yang bagaimanakah keadaannya dapat mencapai ilmu dengan cara Ilham tersebut.

Ia membahagikan jiwa kepada dua bahagian iaitu;

* Jiwa yang sihat seperti jiwa Nabi-nabi dan* Jiwa yang sakit yang terbahagi pula kepada empat(4) iaitu;

1. Jiwa yang sedikit sahaja dikesani penyakit, dapat diubati dengan mudah dan mendapat Ilmu Laduni dengan mudah. 2. Jiwa yang agak berat penyakitnya, dapat diubati dengan mudah tetapi memakan masa yang lanjut untuk mendapatkan Ilmu Laduni.

3. Jiwa yang berat penyakitnya, memakan waktu yang lanjut untuk mengubati dan memakan waktu yang lanjut pula untuk mendapatkan Ilmu Laduni. 4. Jiwa yang sangat berat penyakitnya, walaupun diubati dengan cara beramal tetapi tidak sembuh seperti asal lagi. Hanya mendapat pancaran Nur yang malap sahaja. Cara mengubat jiwa yang sakit itu ialah dengan menemui seorang guru yang pengasih lagi Alim. Maksudnya seorang guru dalam ahli dalam Ilmu Tasauf Ilmu Laduni ini sebenarnya ialah ilmu yang telah ada sejak awal semulajadi pada jiwa manusia. Kejahilan terjadi kerana kesakitan yang dideritai jiwa ketika bersama dengan jasad. Oleh itu bila penyakit itu diubati, jiwa kembali sihat seperti asalnya dan dapatlah kembali Ilmu Laduni yang telah dilupakan itu.

Ketahuilah bahawa ilmu manusia didapati menerusi dua jalan iaitu;1. Pengajian Insani dan2. Pengajian Rabbani Jalan Yang Pertama Jalan pertama adalah jalan yang termaklum dan saluran yang dapat dirasa, diakui oleh sekelian ahli akal.

Adapun Pengajian Rabbani terbahagi kepada dua bahagian iaitu;* Mendapatkan ilmu dengan pengajian dan;* Mendapatkan ilmu dari dalam iaitu dengan memenuhkan masa dengan berfikir.
Berfikir dari batin sama dengan pengajian pada lahir. Pergajian adalah pengambilan faedah seorang peribadi(Al-Syakhos) dari seorang peribadi bahagian(Al-Syakahosul-Juz'ii) manakala Berfikir adalah pengambilan faedah suatu Jiwa(Al-Nafs) dari Jiwa Keseluruhan (Al-Nafsul-Kulli). Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul-Kulli) lebih kuat kesannya dan lebih kuat pengajarannya dari sekelian ulama-ulama dan para ahli akal. Ilmu-ilmu adalah terhunjam dalam umbi sekelian jiwa secara kekuatan, seperti benih dalam bumi dan seperti geliga pada dasar lautan atau dalam benda galian. Pengajian ialah menuntut keluar sesuatu dari kekuatan kepada tindakan(Minal Quwwati Ila Fi'li) dan Mengajar ialah mengeluarkan sesuatu itu dari kekuatan kepada tindakan.
Maka jiwa pelajar adalah serupa dengan jiwa pengajar dan hampir di antara keduanya dalam nisbah; seorang Alim dipandang dari segi memberi faedah seperti seorang petani dan seorang pelajar pula dari segi mengambil faedah seperti tanah dan ilmu yang mana adalah ketika dalam kekuatan adalah seperti benih dan ketika dalam tindakan adalah seperti tumbuh-tumbuhan. Bila sempurna jiwa pelajar, ia menjadi sebagai pokok yang berbuah atau seperti geliga yang keluar dari dasar lautan.

Bila kekuatan-kekuatan badaniah dapat menguasai jiwa, pelajar itu perlu menimbakan pengajiannya, memperlanjutkan waktu, memikul kesulitan-kesulitan, kepenatan dan berusaha dalam mencari faedah. Bila Nur Akal menguasai atasa sifat-sifat perasaan, seorang penuntut tidak memerlukan pengajian yang banyak. Hanya dengan sedikit berfikir atau sesaat berfikir ia mendapat faedah-faedah yang tiada didapati oleh jiwa yang kaku dengan pengajian selama setahun. Oleh itu setengah orang mendapat ilmu-ilmu dengan pengajian dan setengah pula dengan berfikir. Pengajian memerlukan pula kepada berfikir, kerana manusia tiada dapat mempelajari segala sesuatu baik berupa bahagian-bahagian dan keseluruhan-keseluruhan, juga tidak dapat mempelajari semua maklumat, bahkan sebahagiannya is dapat dengan pengajaian dan sebahgiannya pula didapati dengan berfikir. Kebanyakan ilmu-ilmu teorikal dan ilmu-ilmu teknikal diruntun keluar oleh jiwa-jiwa para Hukama'(bijak pandai) dengan * kemurnian zihin* kekuatan fikiran dan * ketajaman agakan mereka dengan tidak menambahkan pengajian. Andaikata manusia tidak menghasilkan sesuatu menerusi berfikir dari maklumat pertama nescaya pincanglah masa untuk manusia(bagi mendapatkan sesuatu) dan nescaya tidak akan hilang kegelapan kejahilan dari Qalbu-qalbu manusia; kerana jiwa tiada berkuasa mengetahui seluruh persoalannya sendiri baik yang berupa bahagian atau keseluruhan menerusi pengajian; malah sebahagiannya ia dapati dengan pengajian dan sebahagiannya pula ditarik keluar dari hati nurani dengan kemurnian fikiran. Inilah cara yang biasa terjadi di kalangan para ulama dan cara inilah yang menimbulkan kaedah-kaedah segala ilmu hingga seorang arkitek tidaklah belajar seluruh apa yang diperluinya dalam sepanjang usiannya, malah ia belajar garisan-garisan kasar ilmunya dan kandungan-kandungannya; kemudian ia menarik keluar(sesuatu) dan mengqiaskan(menghubungkan) antara satu dengan yang lain.

Begitu juga seorang doktor tidak dapat belajar penyakit-penyakit setiap orang dengan perinciannya, juga tidak boleh belajar tentang ubat-ubat untuk mereka; malah ia berfikir tentang maklumat secara umum dan menyelaraskan dengan tiap-tiap seorang menurut keadaan tubuhnya. Juga seorang ahli nujum, ia hanya belajar ilmu nujum secara umum sahaja, kemudian ia berfikir dan memberikan bermacam-macam ketetapan. Begitu juga ahli feqah dan seorang sasterawan dan seterusnya begitu juga yang terjadi dalam kalangan para pereka barang-barang perusahaan, seorang pembuat alat bunyian iaitu gambus dapat mereka(mencipta) dengan fikirannya, manakala yang lain menghasilkan dari alat itu suatu alat yang lain pula.

Begitu juga seluruh barang-barang perusahaan; baik untuk keperluan badan atau untuk keperluan jiwa pada mulanya didapati menerusi pengajian dan buat seterusnya dia dapati menerusi fikiran. Apabila terbukalah pintu fikiran pada jiwa, ketahuilah dia cara jalan berfikir dan cara menggunakan agakan untuk mencapai tujuan. Maka Qalbu seseorang menjadi lega dan terbukalah mata dalammnya, lalu keluar apa yang ada di dalam jiwanya dari kekuatan kepada tindakan tanpa penambahan usaha pencarian dan kepenatan yang berlanjutan.

Jalan Yang Kedua. Pengajian Rabbani terbahagi kepada dua bahagia iaitu;

1. Yang Pertama : Pencampakan Wahyu. Jiwa itu bila telah sempurna zatnya,* Maka hilanglah kekotoran-kekotoran tabiat dan kecemaran loba dan angan-angan.* Terpisahlah pandangan daripada syahwat keduniaan, putus hubungan dari cita-cita yang tidak abadi,* Mengarahkan mukanya kepada pencipta dan penjadiNya,* Bergantung kepada kemurahan penciptaan dan berpegang pada kurniaan faedah daripadaNya dan limpahan NurNya. Manakala Allah Taala pula dengan keelokkan 'InayahNya mengarahkan kepada jiwa itu secara keseluruhan, memandang kepadanya secara pandangan Ilahi dan menjadikan sebagai Luh, * menjadikan Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul Kulli) sebagai Qalam dan menuliskan pada Luh itu seluruh ilmu, ketika ini Akal Keselurahan (Al-'Aqlu Kulli) menjadi sebagai guru dan Jiwa Suci (Al-Nafsul Qudsiah)[Jiwa suci ialah Jiwa Kenabian yang telah sempurna zatnya] sebagai pelajar, lalu terdapatlah semua ilmu pada jiwa itu dan terukir padanya seluruh rupa tanpa pengajian dan fikiran. Ini dibuktikan kebenarannya oleh firman Allah Taala kepada Nabi SAW. yang bermaksud;

Dan Ia(Allah) telah mengajarkan engkau apa yang engkau tidak tahu. (Surah Al-Nisaa';113)Oleh itu ilmu para Nabi lebih mulia tingkatannya dari ilmu seluruh makhluk, kerana ia didapati terus dari Allah Taala tanpa perantaraan atau wasilah.Ini dapat dlihat contohnya dari kisah kisah Nabi Adam AS. dan malaikat, Malaikat adalah belajar sepanjang usia mereka dan menerusi berbagai jalan mereka mendapat banyak ilmu hingga mereka menjadi makhluk yang paling mengetahui, sedangkan Adam AS. tidaklah Alim, kerana ia tidak pernah belajar dan tidak pernah menemui seorang guru. Para malaikat melahirkan kesombongan dan takbur mereka dengan berkata;

"Padahal kami bertasbih dengan memuji-mujiMu dan memuliakanMu(Allah)" {Surah Al-Baqarah;30}.

dan berkata bahawa kami mengetahui hakikat-hakikat segala suatu. Maka Adam AS. pun kembali kepada penciptanya, mengeluarkan Qalbunya dari sifat-sifat makhluk dan mengarahklan permintaan tolongnya kepada Allah Taala, lalu Allah mengajarkannya seluruh Nama; "Kemudian Ia bentangkan tanda-tanda itu kepada malaikat seraya berfirman:
Beritahulah kepadaKu nama-nama benda ini jika kamu adalah benar!" {Surah Al-Baqarah;31}.
Maka malaikat pun merasa kecil di samping Adam, merasa kurang ilmu mereka dan pecahlah kepala kesombongan mereka lalu karam dalam lautan kelemahan;

"Mereka berkata Maha Suci Engkau tidak ada ilmu kami melainkan apa yang telah diajarkan kepada kami" {Surah Al-Baqarah; 32}. Allah berfirman lagi dengan maksud; "Hai Adam!.. beritahulah mereka (malaikat) nama-nama benda itu". {Surah Al-Baqarah;33).

Adam AS pun memberitahu kepada mereka beberapa ilmu yang terpendam dan beberapa perkara yang tersembunyi. Dari ini jelaslah bagi orang-orang yang berakal bahawa Ilmu Ghoibi yang tercetus dari jiwa ialah lebih kuat dan lebih sempurna dari ilmu-ilmu yang didapati dengan usaha(Al-Uluumul Maktasabah). Ilmu Wahyu ini menjadi pesaka Nabi-Nabi dan kepunyaan Rasul-Rasul. Allah telah menutup pintu wahyu ini sejak dari zaman penghulu kita Nabi Muhammad SAW. Ia adalah Rasul Allah SAW. dan Nabi yang penghabisan. Ia adalah manusia yang paling mengetahui, orang Arab dan 'Ajam yang paling fasih. Nabi SAW pernah bersabda yang bemaksud;

"Akulah yang paling tahu di antara kamu dan yang paling takutkan Allah Taala". Ilmunya lebih sempurna, lebih mulia dan lebih kuat, kerana ia dapati ilmu ini dari Pengajaran Rabbani dan ia tiada sekali-kali berkecimpung dalam Pengajian dan Pengajaran Insani. Allah Taala berfirman dengan maksudnya; "Ia telah diajar oleh kekuatannya bersangatan". {Surah Al-Najm;05}.

2. Yang Kedua : Ilham. Ilham ialah pemberitahuan oleh Jiwa Keseluruhan (Al-Nafsul Kulliah) kepada Jiwa Bahagian (Al-Nafsul Juz'iyah) manusia menurut kadar kemurnian, penerimaan dan kekuatan persediaan.Ilham adalah kesan Wahyu. Wahyu adalah penerangan Urusan Ghoibi manakala Ilham ialah pemaparannya. Ilmu yang didapati menerusi Ilham dinamakan Ilmu Laduni. Ilmu Laduni ialah ilmu yang tidak ada perantaraan dalam mendapatkannya di antara jiwa dan Allah Taala. Ia adalah seperti cahaya yang datang dari lampu Qhaib jatuh ke atas Qalbu yang bersih, kosong lagi halus(Lathif). Terjadinya demikian kerana ilmu-ilmu seluruhnya adalah terterap lagi dimaklumi dalam Jauhar Jiwa Keseluruhan Yang Pertama(Jauharul Nafsul Kulliyatul Uula) yang mana beradanya(jauhar ini) dalam jauhar-jauhar Abstrak Yang Pertama Lagi Mutlak (All-Jawaahirul Mujarridatul Awwaliyatul Mahdhoh) dinisbahkan kepada Akal Pertama(Al-Aqlu Awal) adalah serupa dengan nisbah Hawa kepada Adam AS.

Sesungguhnya telah nyata bahawa Akal Keseluruhan(Al-Aqlul Kulli) adalah lebih mulia, lebih sempurna, lebih kuat dan lebih hampir dengan Allah Taala daripada Jiwa Keseluruhan(Al-Nafsul Kulliyah) adalah lebih teguh, lebih halus dan lebih mulia daripada seluruh makhluk. Dari limpahan Akal Keseluruhan tercetusnya Ilham. Wahyu adalah pakaian Nabi-Nabi dan Ilham adalah hiasan Wali-Wali. Mengenai Ilmu Wahyu(Ilmu Nabawi) pula sebagaimana Jiwa bukannya Akal, orang Wali bukannya Nabi, maka begitu juga Ilham bukannya Wahyu. Ilham adalah lemah dibandingkan dengan Wahyu, tetapi lebih kuat dibandingkan dengan mimpi-mimpi(mimpi yang benar), sedangkan ilmu(Ilham atau Ilmu Laduni) adalah ilmu Nabi-Nabi dan Wali-Wali.

Adapun Ilmu Wahyu hanya khas untuk Rasul-Rasul, terbatas setakat mereka sahaja seperti Ilmu Nabi Adam dan Nabi Musa AS., Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW. dan Rasul-Rasul yang lain. Perbezaan di antara "Kerasulan" dan "Kenabian" terletak pada bahawa

* "Kenabian" itu ialah penerimaan jiwa suci akan hakikat-hakikat maklumat dan ma'quulah dari Jauhar Akal Yang Pertama dan* "Kerasulan" ialah menyampaikan maklumat dan ma'quulat itu kepada orang-orang yang mahu mengambil faedah dan yang mahu menerimanya.

Kadang-kadang ada persesuaian untuk menerima pada jiwa seseorang, tetapi tidak mungkin hendak disampaikan kerana ada halangan atau sebab yang tertentu.

Ilmu Laduni adalah untuk ahli Kenabian dan Kewalian bersama, sebagaimana yang terjadi pada Nabi Khaidir AS. Hal ini ada tersebut dalam firmanNya yang bermaksud; "Dan Kami telah ajarkan ilmu dari sisi Kami". {Surah Al-Kahfi;65}

Berkata Amir Mukminin Ali bin Abi Talib Karramallaha Wajhu ;

"Aku memasukkan lidahku ke dalam mulutku(mengunci mulutku) lalu terbuka dalam Qalbuku seribu pintu ilmu, tiap-tiap pintu terdapat seribu pintu pula", seterusnya ia berkata, "Andaikan disuratkan kepadaku suatu bantal dan kududuk di atasnya nescaya ku dapat menghukumkan ahli Taurat dengan Taurat mereka dan ahli Injil dengan Injil mereka dan ahli al-Qur'an dengan Qur'an mereka".

Ini adalah tingkat yang tiada dapat dicapai dengan Pengajian Insani semata-mata malah dapat dicapai dengan kekuatan Ilmu Laduni. Berkata lagi Sayyidina Ali lagi dalam menceritakan tentang Kitab Taurat Nabi Musa AS., bahawa syarah kitab ibi dapat dibawa dengan empat puluh ekor unta, katanya;

Jika diizinkan Allah mensyarahkan makna-makna Surah Al-Fatihah(sahaja) nescaya aku dapat melaksanakannya hingga sampai seperti itu juga". ertinya 40 bebanan unta.

Kebanyakan, keluasan dan kebukaan dalam ilmu ini tdak terjadi, melainkan ilmu itu adalah Laduni, Ilahi lagi tinggi.Bila Allah hendak menjadikan hambanya seseorang yang baik, Ia(Allah) menyingkapkan hijab di antara ZatNya dan jiwa yang menjadi Luh, lalu lahirlah pada jiwa itu sebahagian dari rahsia-rahsia yang terpendam dan tertulis makna-makna segala rahsia yang terpendam ini. Dengan ini dapatlah jiwanya mengucapkan rahsia-rahsia yang terpendam ini menurut kehendak kepada sesiapa yang dikehendakinya.Hakikat hikmah adalah diambil dari Ilmu Laduni, selagi seseorang itu tidak sampai kepada tingkat ini, tidak dpat dianggap sebagai seseorang yang HAKIM, kerana hikmah adalah dari kurniaan Allah Taala sebagaimana firmanNya dalam

Surah Al-Baqarah;269 yang bermaksud;"IA(Allah) mengurniakan hikmah kepada sesiapa yang dikehendaki dan sesiapa yang dikurnia hikmah maka sesungguhnya(bererti) ia telah dikurniakan kebajikan yang banyak dan tidak akan ingat melainkan orang-orang yang berfikiran". Ini adalah kerana orang-orang yang sampai kepada tingkat Ilmu Laduni tidak memerlukan penumpahan tenaga yang banyak untuk mendapatkan ilmu dan tidak penat dalam pengajian. Mereka belajar sedikit dan mengetahui banyak, berpenat sedikit dan beritirahat banyak.

Ketahuilah bila Wahyu itu telah terhenti dan pintu Kerasulan telah ditutup, manusia tidak perlu lagi kepada rasul-rasul dan menyebarkan agama baru., kerana segala yang berhubung dengan agama telah lengkap sempurna sebagaimana firman Allah dalam

Surah Al-Maidah;37 yang bermaksud; :"Hari ini aku sempurnakan agama kamu untuk mu" dan tidaklah bijak menambahkan lagi faedah tanpa hajat.

Ada pun pintu Ilham tidak tertutup, perbekalan Nur Jiwa Keseluruhan(Al Nafsu Kulliah) tidaklah terhenti, kerna berlanjutan keperluan jiwa-jiwa kepada penguatan, pembaharuan dan pengingatan. Manusia tidak memerlukan rasul-rasul, tetapi kerana mereka tenggelam dalam was-was dan syahwat mereka memerlukan pengingatan dan penyedaran. Oleh itu Allah Taala mengunci pintu Wahyu dan membuka pintu Ilham sebagi rahmatNya. Ia menyiap dan menyusun segala-galanya supaya manusia tahu bahawa Allah adalah lembut dengan para hambaNya. mengurniakan rezeki kepada sesiapa yang dikehendaki tanpa hisab. Pengertian Ilmu yang digunakan oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali dalam sebuah kitabnya yang bernama Al-Risalatul-liduniyyah adalah seperti berikut :

* AL-ULUM AL-MAKTASABAH yang bermaksud ilmu-ilmu yang didapati dengan mencurahkan usaha seperti belajar dan membuat kajian. Dengan kata lainnya ialah ilmu-ilmu yang didapati dengan senang (Al-Ulum Al-Dhoruriyah) maksudnya ilmu-ilmu yang didapati dengan mudah sahaja menerusi salah satu daripada anggota-anggota pancaindera seperti rasa manis melalui lidah, mendengar suara melalui telinga dan lain-lainnya.

* Ilmu GHAIBI LADUNI atau lebih ringkasnya disebut sebagai ilmu laduni yang membawa maksud secara hurfinya 'ILMU KESISIAN' iaitu ilmu disisi tuhan. Sama dengan ILMU ALLAH atau ILMU TUHAN. Sesetengah ahli ilmuan Islam memberikan atau menggunakan berbagai-bagai istilah lain yang sama maksudnya dengan ilmu LADUNI ini dalam usaha mereka untuk mengemukakan pendekatan ilmu masing-masing. Antaranya ialah seperti berikut :

* Ilmu Batin* Ilmu Qalbi* Ilmu Mukasafah* Ilmu Asyror* Ilmu Maknun* Ilmu Hakikat* Ilmu Makrifat * Ilmu Tasauf

Telah banyak ulama-ulama atau ilmuan zohir terkelincir kerana mereka membantah dan menidakkan ilmu laduni ini. Kita lihat bagaimana satu catatan hal tersebut yang dikemukakan oleh Iman Ghazali yang mengatakan:

" Seorang daripada kawan-kawanku telah menceritakan kepadaku mengenai seorang alim yang mengingkari ILMU GHAIBI LADUNI yang menjadi pegangan pemimpin-pemimpin tasauf dan tumpuan ahli-ahli thorikat yang berpendapat bahawa ilmu laduni adalah lebih kuat dan lebih tepat dari ilmu-ilmu yang didapati dengan usaha yang didapati dengan belajar. Kawanku juga mengatakan bahawa orang alim itu berkata bahawa aku fikir tidak ada seorang pun dalam dunia ini yang boleh memperkatakan tentang ilmu yang sebenar dengan fikiran semata-mata tanpa belajar dan tanpa usaha-usaha untuk mendapatkannya. Aku (Ghazali) berkata seolah-olah orang itu tidak tahu tentang cara-cara untuk mendapatkan ilmu dan tidak tahu pula kerja ' JIWA INSANI ', KEMURNIAANNYA DAN CARA-CARA PENERIMAAN DARI ALAM GHAIB DAN ILMU ALAM MALAKUT." Berkata lagi Imam Ghazali..... Sesungguhnya mereka yang hanya menganggap ilmu kalam seperti fekah , tafsir dan sebagainya sebagai satu-satunya ilmu yang mampu diperolehi oleh manusia adalah merupakan mereka yang telah menyimpang dari method hakikat kerana Al-Salmi ( Abdul Rahman Muhammad bin Al-Husain bin Musa Al-Azdi Al-Salmi seorang ahli tasauf, ahli sejarah, ahli hadis dan hadis tafsir yang telah menulis sebuah kitab tafsir yang bernama 'Aqa'ik Al-Tafsir/ Wafat tahun 1021=412 Hijrah) telah mengumpulkan sesuatu dalam tafsirnya yang diambil dari kata-kata orang-orang muhaqiqin, sedangkan kata-kata itu tidak tersebut dalam semua kitab tafsir yang ada. Kata Ghazali lagi . Ahli tafsir tepi jalan ini seolah-olah tidak tahu : * Bahagian-bahagian ilmu* Perincian-perinciannya* Tingkat-tingkatnya* Kenyataan-kenyataannya dan * Batin-batinnya. Memang sudah menjadi adat bahawa orang-orang yang jahil dalam sesuatu akan mengingkari sesuatu itu dan orang yang tersebut itu tidak pernah merasai MINUMAN HAKIKAT dan tidak mengetahui mengetahui mengenai tentang Ilmu Laduni. Definisi Ilmu Dan Kegunaannya Ketahuilah bahawa ILMU(Pengetahuan) ialah konsep(tasawwur) jiwa berakal yang tenang(Al-Nafsunathokhotul Muthomainnah) terhadap hakikat-hakikat sesuatu (hakho-ikul-asyaai) dan rupa-rupanya(suuraha) yang bersih dari benda-benda dengan 'ainnya(a'yaanaha), kualiti-kualitinnya(kaifayaataha), kuantiti-kuantitinya(kamayaataha), jauhar-jauharnya(jawaaharoha), dan zat-zatnya(zawaataha), kalau ia adalah tunggal (mufrad). A'LIM ialah orang yang mengetahui ialah orang yang meliputi, mencapai, lagi mempunyai konsep; manakala "MA'LUM" (apa yang diketahui) ialah zat sesuatu yang terukir ilmunya pada jiwa. Kemuliaan ilmu itu menurut ukuran kemuliaan maklumat dan darjah seseorang alim itu adalah menurut darjah ilmunya. Tidak ragu-ragu lagu bahawa di antara maklumat yang paling utama, paling tinggi, paling mulia dan paling besar ialah Allah Pencipta, Al-Haq yang tunggal, ilmu yang berhubung dengannya, ilmu tauhid adalah ilmu yang paling utama, paling besar dan paling sempurna. Ilmu ini adalah sesuatu kepastian. WAJIB mengetahuinya atas sekalian yang berakal sebagaimana sabda rasulullah SAW. yang bermaksud: "Menuntut ilmu adalah fardu atau tiap-tiap orang Islam". Dan baginda rasulullah menyuruh mencari ilmu ini dengan sabdanya yang bermaksud "Carilah ilmu meskipun dinegeri Cina". Orang-orang yang mempunyai ilmu tauhid ini adalah yang paling utama di antara ulama-ulama lain. Sebab inilah Allah Taala menyebut mereka ini secara istimewa pada tingkat yang tertinggi sebagaimana firmannya yang bermaksud: "Allah telah terangkan bahawa tidak ada tuhan melainkan Dia yang berdiri dengan keadilan dan disaksikan oleh malaikat dan ahli-ahli ilmu."(Surah Al-Imran, ayat 18). Oleh itu ulama-ulama ilmu tauhid secara umumnya adalah Nabi-nabi, selepas mereka barulah ulama-ulamayang menjadi ahli waris Nabi-nabi. Ilmu Tauhid ini meskipun mulia dan sempurna pada dirinya, ia tidak menolak lain-lain ilmu, malah ia tidak akan terdapat tanpa bahan-bahan yang banyak dan bahan-bahan ini tidak kan teratur jika tidak dari pertolongan berbagai-bagai ilmu seperti ilmu-ilmu langit dan falak-falak(astronomi dan kosmologi) dan ilmu seluruh ciptaan. Dari Ilmu Tauhid lahir pula ilmu-ilmu lain seperti yang akan kami(Imam Ghazali) akan sebutkan bahagian-bahagiannya pada tempat-tempatnya. Ketahuilah bahawa ilmu itu sendiri adalah mulia tanpa memandang kepada aspek ma'lum, hingga ilmu sihir adalah mulia pada dirinya meskipun ianya palsu. Ini adalah kerana ilmu lawanya kejahilan dan kejahilan adalah dari kelaziman-kelaziman kegelapan dan kegelapan termasuk dalam lingkungan diam dan diam itu hampir dengan tidak wujud.
Kepalsuan dan kesesatan termasuk dalam bahagian ini. Oleh itu kejahilan itu hukumnya adalah hukum tidak wujud, manakala ilmu hukumnya adalah hukum wujud dan wujud itu lebih baik daripada tidak wujud. Hidayah kebenaran dan cahaya semuanya termasuk dalam lingkungan wujud. Apabila wujud lebih tinggi daripada tidak wujud maka tentulah ilmu lebih tinggi daripada kejahilan, kerana kejahilan serupa dengan kebutaan dan kegelapan, manakala ilmu serupa dengan penglihatan dan cahaya.

TIDAKLAH SAMA ORANG BUTA DENGAN ORANG YANG MELIHAT, juga tidaklah sama gelap dengan cahaya. Allah Taala telah menerangkan mengenai ini dengan firmannya yang bermaksud; "Katakankanlah(hai Muhammad) adakah sama mereka yang tahu dan mereka yang tidak tahu?".(Surah Az-Zumar ayat 9). Berdasarkan perbandingan di atas dapatlah pula dikatakan bahawa KEJAHILAN adalah dari kelaziman-kelaziman jisim, manakala ILMU adalah daripada sifat-sifat JIWA. Oleh itu JIWA LEBIH MULIA DARIPADA JISIM.Ilmu terbahagi kepada beberapa bahagian yang banyak. kita akan menyatakan satu persatu dalam fasal yang lain, sedangkan seorang alim mempunyai berbagai-bagai cara untuk mendapatkan ilmu itu juga kami akan sebutkan dalam fasal yang lain.

Yang perlu bagi anda sekarang selepas mengetahui keutamaan ilmu ialah mengetahui bahawa JIWA YANG MERUPAKAN LUH SEGALA ILMU DAN TEMPATNYA. Jisim bukanlah sesuai untuk tempat ilmu kerana jisim adalah terbatas dan tidak dapat dimuati oleh banyak ilmu, malah ia hanya dapat menanggung ukiran-ukiran dan gurisan-gurisan sahaja, sedangkan JIWA MENERIMA ILMU TANPA SEMPIT, SESAK, JEMU DAN HILANG. Sekarang kita akan memperkatakan tentang jiwa secara ringkas. Sebagaimana yang dinyatakan dalam syarak dan telah disahkan dalam ilmu-ilmu 'HIKMIAH' (Falsafah) dengan alasan-alasan yang tidak dapat ditolak lagi. Buktinya yang nyata menunjukkan bahawa 'RUH YANG BERAKAL' bukanlah jisim dan bukanlah 'aradh, malah ia adalah JAUHAR yang sabit(nyata) lagi kekal tiada binasa. Di sini rasanya tidak perlu lagi kita menyebut alasan-alasan dan membentangkan dalil-dalil kerana telah dibuat dan disebut orang. Sesiapa yang mahu mengesahkannya silalah tatap kitab-kitab yang baik mengenai ilmu ini. Cara kita memberi huraian dalam risalah ini bukanlah dengan mengemukakan alasan, malah dengan berpegang pada apa yang telah dialami menerusi 'PENGLIHATAN YANG YAKIN DAN PENGLIHATAN IMAM.' Allah Taala ada menghubungkan ruh kepada urusan dan kadang-kadang kepada 'IZAH'Nya(zat yang tiada boleh dicapai dengan akal dan fikiran) dengan firmanNya yang bermaksud: 'Dan Aku(Allah) tiupkan padanya ruh dariKU' (Surah Al-Hijr ayat 39). dan firmanNya lagi yang bermaksud: 'Katakanlah (hai Muhammad) bahawa roh itu adalah urusan tuhanku' (Al-Israk ayat 85) dan firmanNya lagi yang bermaksud: 'Lalu kami tiupkan padanya dari roh kami.'(Surah Al-Tahrim ayat 12) Bila roh itu dihubungkan oleh Allah Taala kepada diriNya tentulah ia bukan jisim atau A'radh kerana rendah tingkat kedua-duanya, selalu berubah-ubah dan cepat hilang serta akan rosak. Rasulullah S.W.T. bersabda yang bermaksud: "Roh-roh adalah sebagai tentera yang lengkap" dan dalam sabda Baginda yang lain lagi Beliau menyatakan: "Roh para syuhadah terletak dalam bayang-bayang burung-burung hijau."Begitu juga dengan A'radh tidak kekal selepas hilangnya jauhar kerana A'radh tidak boleh berdiri dengan zatnya sendiri. Manakala jisim menerima peleburan kembali sebagaimana asalnya sebelum penyusunan dari benda (Al Madah) dan rupa seperti yang tersebut dalam kitab-kitab (kitab-kitab falsafah). Setelah kita mengetahui ayat-ayat, hadis-hadis dan alasan-alasan akal, ketahuilah kita bahawa ruh itu adalah JAUHAR MUFRAD YANG SEMPURNA (Al-Jauharul Mufrad Al-Kamil) hidup dengan zatnya, baik dan buruknya agama adalah datang daripadanya, manakala ruh Tobie dan Ruh Haiwani dan kekuatan badaniah seluruhnya daripada tentara Jauhar Mufrad Yang Sempurna ini. Jauhar ini menerima rupa-rupa maklumat dan hakikat maujudah (sesuatu yang wujud di alam ini) dengan tidak diganggui oleh ain-ain dan peribadinya kerana jiwa berkuasa mengetahui hakikat manusia tanpa melihat peribadi (manusia) itu sendiri; begitu juga ia mengetahui malaikat dan syaitan-syaitan dengan tidak perlu melihat peribadi-peribadi mereka. Ini adalah kerana kedua-dua jenis makhluk itu tiada dapat dicapai oleh deria-deria kebanyakan orang. Satu golongan ahli tasauf berkata bahawa ' Qalbu ' mempunyai dua mata, serupa juga dengan dua mata bagi jasad ini. Jasad dapat melihat benda-benda yang zahir dengan mata-mata zahir dan Qalbu melihat hakikat dengan mata akal. Rasulullah S.W.T. bersabda yang bermaksud: 'Tiada ada seorang hambapun melainkan Qalbunya mestilah mempunyai dua mata.' Dengan kedua-dua mata ini dapatlah dicapai apa yang ghaib. Bila Allah Taala hendak memberikan kebaikan kepada hambanya, ia bukakan dua mata Qalbunya supaya dapat melihat sesuatu yang ghaib dari pemandangan mata lahirnya. Roh ini tidaklah mati dengan matinya badan kerana Allah Taala menyerunya supaya kembali kepadaNya dengan firmanNya yang bermaksud: 'Kembalilah kepada Tuhanmua' (Surah Al Fajr Ayat 28). Sebenarnya ruh ini hanya bercerai dan berpaling dari badan. Oleh kerana berpaling ini maka kakulah segala yang bersangkut dengan kekuatan-kekuatan Haiwaniah dan Tabii'yah. Maka diamlah yang bergerak itu dan dikatakan kepada yang diam itu, ialah MATI. Ahli-ahli Thorikat atau ahli Tasauf lebih banyak berpegang pada roh dan Qalbu dari berpegang pada peribadi. Apabila roh itu dari urusan Allah Taala, maka beradanya dalam badan adalah sebagai orang dagang. Mukanya mengarah pada asalnya dan tempat datangnya. Ia dapat mengambil faedah-faedah dari pihak asalnya lebih banyak dari apa yang ia dapat dari pihak peribadi bila ruh itu kuat dan tidak dikotori oleh kekotoran-kekotoran tabiat. Bila anda mengetahui ruh adalah Jauhar Mufrad dan mengetahui pula jasad memerlukan ruang dan A'Radh maka selain dari ini tidak ada lagi melainkan Jauhar. Ketahuilah bahawa Jauhar ini tidak menempati pada sesuatu tempat dan tidak mendiami pada sesuatu ruang. Bukanlah badan adalah ruang bagi ruh dan bukan pula tempat bagi Qalbu malahan badan adalah alat ruh, alat Qalbu dan kenderaan jiwa. Zat ruh sendiri tidak bersambung dengan bahagian-bahagian badan dan tidak berpisah daripadanya bahkan ia menhadap kepada badan, memberi faedah dan melimpah kepadanya.

Mula-mula lahir nur ruh pada otak kerana otak tempat kenyataan yang khas.

* Pada bahagian depannya ia menjadi penjaga* Pada bahagian tengahnya ia menjadi menteri dan pentadbir* Pada bahagian belakangnya ia menjadi perbendaharaan. Ahli perbendaharaan dan seluruh bahagian manjadi kakitangan dan kenderaan * Roh Haiwani menjadi khadam* Roh Tobie menjadi wakil* Badan menjadi kenderaan* Dunia menjadi medan* Hayat menjadi barang (modal)* Gerak menjadi perniagaan* Ilmu menjadi keuntungan* Hari akhirat menjadi matlamat dan tempat pulang* Syarak menjadi jalan dan cara* Terhadap jiwa pendorong kejahatan (nafsu Amarah) menjadi penjaga dan pemerhati * Terhadap jiwa pengkritik (nafsu Lawamah) ia menjadi penyedar.* Pancaindera menjadi pengikut-pengikut dan pembantu.* Agama menjadi penghalang* Akal menjadi mahaguru* Rasa pancaindera menjadi murid * Ar-Robh (Allah) menjadi pemerhati Jiwa dengan sifat-sifat ini bersama dengan alat-alat ini tidak mengarah kepada peribadi yang tebal ini dan tidak berhubung dengan zatnya, malahan ia mengarah kepada Tuhannya dan Tuhannya memerintahkannya supaya mengambil kesempatan mendapatkan sesuatu yang berguna hingga kepada satu tempoh yang tertentu.Oleh itu ruh tidaklah menumpukan pemerhatian ke arah memikirkan yang lain dalam masa perjalanan (hidup di atas dunia) ini, melainkan berusaha mencari ilmu untuk menjadi perhiasan di dalam negeri akhirat. Ini adalah kerana perhiasan harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia sahaja sebagaimana mata menumpukan pemerhatian ke arah mendengar suara-suara, lidah siap sedia untuk menyusun kata-kata, Ruh Haiwani tunduk kepada keenakkan marah, Ruh Tobie cintakan kelazatam makan dan minum, maka ruh yang tenang (AL-Ruh Al-Muthomainnah) ertinya Qalbu tidak menghendaki apa-apa selain daripada ilmu dan tidak gemarkan sesuatupun selain daripada ilmu. Ia belajar dan belajar sepanjang usianya. Ia menghiasi dirinya dengan ilmu dalam seluruh zaman hingga waktu bercerainya dari badan. Jika ia menerima sesuatu yang lain daripada ilmu, maka penerimaannya ini cuma untuk kepentingan badan, bukan untuk kepentingan dirinya dan kecintaan asalnya. Bila anda telah mengetahui hal ehwal ruh, kekalannya yang berterusan, kecintaannya dan pemerhatiannya kepada ilmu maka patutlah anda mengetahui pula tentang jenis-jenis ilmu.